RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

0

Perjuangan Memiliki Model Hidup-Nya


Renungan Harian Virtue Notes, 16 Maret 2012
Perjuangan Memiliki Model Hidup-Nya


Bacaan: Filipi 2:5-13

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.


Banyak orang Kristen yang sangat lancar mengatakan bahwa keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus bukan karena perbuatan baik, kemudian mengesankan bahwa perbuatan baik tidak penting. Mereka berpikir bahwa terlalu menghargai perbuatan baik bisa membahayakan prinsip “keselamatan hanya oleh anugerah”. Atmosfir yang dibangun dari theologia ini membuat banyak orang Kristen yang sebenarnya belum selamat tetapi merasa selamat dan merasa nyaman hidup sebagai orang yang telah diselamatkan bukan karena perbuatan baik tetapi oleh anugerah. Pikiran mereka sebenarnya menjadi dangkal dan picik sebab menyederhanakan proses keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus. Lebih mengerikan lagi adalah ketika diajarkan bahwa keselamatan itu sesuatu yang pasti akan diterima setiap orang Kristen yang mengaku percaya kepada Dia.

Menurut mereka percaya di dalam pikiran sudah cukup membuat seseorang menjadi sah sebagai anak-anak Allah dan pasti masuk Sorga. Seakan-akan, selama hidup di dunia ini boleh hidup seperti wajar dan normalnya manusia lain hidup. Pada waktu berurusan dengan Tuhan isinya adalah bagaimana memperoleh pertolongan untuk melestarikan model hidup seperti wajar dan normalnya orang lain hidup. Kemudian dijanjikan bahwa Tuhan akan memberkati dan memenuhi segala kebutuhan. Ini standar hidup yang sangat jauh dari apa yang Tuhan kehendaki. Ini model hidup manusia yang bukan anak Allah. Mereka tidak akan mewarisi Kerajaan Sorga.

Memang keselamatan dapat diterima seseorang bukan karena perbuatan baik, tetapi kalau seseorang memahami keselamatan dengan benar maka perbuatan baik adalah ciri dari seorang yang benar-benar telah selamat. Tentu perbuatan baik disini adalah perbuatan baik yang standarnya adalah model hidup Tuhan Yesus. Keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya. Rancangan Allah adalah menciptakan manusia yang segambar dengan diri-Nya. Tuhan Yesus yang menampilkan manusia seperti gambar-Nya. Jadi, dari pihak manusia, keselamatan adalah usaha untuk memberi diri digarap oleh Bapa agar kembali kepada rancangan-Nya. Ini sama dengan usaha untuk memiliki model hidup seperti yang dimiliki Tuhan Yesus. Bila tidak melakukan hal ini berarti seseorang tidak menghargai keselamatan yang Tuhan sediakan. Perjuangan untuk menjadi anak-anak Allah yang satu model dengan Tuhan Yesus adalah perjuangan yang melekat dalam hidup orang percaya sampai Tuhan datang kembali atau kita dipanggil pulang.


Keselamatan adalah inisiatif Allah, tetapi manusia harus meresponinya dengan benar.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Menolak Ditebus


Renungan Harian Virtue Notes, 15 Maret 2012
Menolak Ditebus


Bacaan: 1 Petrus 1:17-19

1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


Seharusnya semua gereja mengajarkan model hidup yang Tuhan Yesus miliki. Itulah model hidup standar yang harus dikenakan dalam kehidupan orang percaya. Kehidupan yang normal dan wajar di mata Allah. Tetapi kenyataan yang terjadi, banyak gereja justru menjanjikan kepada jemaatnya untuk mendapatkan hidup seperti yang dimiliki manusia pada umumnya, menjadi lebih baik menurut ukuran yang salah, kemudian dirancang sedemikian rupa agar menjadi lebih indah. Kesan yang diberikan adalah bahwa Tuhan memang menghendaki model hidup seperti itu untuk dibuat seindah-indahnya oleh-Nya. Perubahanan hidup yang ditawarkan, dipromosikan dan diajarkan adalah perubahan hidup yang berkisar mengenai keadaan keuangan, kesehatan, status dan segala hal yang menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani.

Kekristenan seperti ini adalah kekristenan palsu yang filosofinya tidak berbeda dengan ajaran banyak agama. Bahkan gereja menjadi praktek klenik, atau semacam perdukunan dimana umat pergi ke gereja hanya untuk menyelesaikan masalah-masalah hidup di bumi ini, bukan untuk belajar bagaimana memahami dan mengenakan kehidupan Tuhan Yesus. Kalau orang yang mengaku hamba Tuhan tetapi tidak mengajarkan hal ini, maka ia adalah antek kuasa kegelapan yang membinasakan domba-domba Tuhan. Ini adalah penyesatan dan banyak orang Kristen yang terjebak dalam kubangan kebodohan itu. Ini berarti mereka masih memilih mengenakan cara hidup yang dikenakan oleh nenek moyang. Dengan tindakan ini berarti mereka menolak ditebus oleh Tuhan Yesus.

Orang yang memberi diri ditebus oleh Tuhan Yesus adalah orang yang boleh memanggil Allah sebagai Bapa dan yang hidup dalam ketakutan selama menumpang di dunia ini. Ketakutan bukan pada masalah pemenuhan kebutuhan jasmani tetapi takut hidup tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh Bapa. Ingat, bahwa setiap kita akan dibawa ke pengadilan (2Kor 5:9-10). Allah Bapa tidak memandang muka. Kalau ternyata Anda tidak hidup sesuai dengan kehendak Bapa, maka siapapun Anda, Tuhan akan berkata: “Aku tidak mengenal kamu.” Oleh sebab itu bagi orang yang memanggil Allah sebagai Bapa, ia harus seperti Bapa. Karakter Bapa ditampilkan oleh Tuhan Yesus selama Ia ada di dunia ini. Dengan demikian kalau seseorang memanggil Allah sebagai Bapa, maka ia harus berusaha memiliki hidup seperti model hidup yang dikenakan oleh Tuhan Yesus. Orang yang berusaha untuk memiliki model hidup seperti yang dikenakan oleh Tuhan Yesus berarti bersedia menerima keselamatan itu.


Menerima keselamatan berarti berusaha hidup menurut model yang diperagakan Tuhan Yesus.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Model Hidup Tuhan Yesus


Renungan Harian Virtue Notes, 14 Maret 2012
Model Hidup Tuhan Yesus


Bacaan: Roma 14:17-19

14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
14:18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
14:19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.


Seharusnya semua gereja mengajarkan model hidup yang Tuhan Yesus miliki. Itulah model hidup standar yang harus dikenakan dalam kehidupan orang percaya. Kehidupan yang normal dan wajar di mata Allah. Bila hal itu dilakukan berarti umat Tuhan benar-benar disebut sebagai “pengikut Kristus”. Oleh sebab itu yang harus digali adalah Injil yaitu apa yang diajarkan Tuhan Yesus dan apa yang dilakukan selama hidup-Nya di dunia ini. Cara hidup Tuhan Yesus diteladankan oleh murid-murid-Nya yang menjadi rasul-rasul-Nya, yang kesaksian hidup dan filosofinya tertulis dalam surat-surat pastoral dalam Perjanjian Baru. Inilah yang seharusnya menjadi fokus utama pemberitaan Firman dan penggembalaan. Tuhan Yesus berkata, bahwa Dia datang, supaya manusia mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Model hidup yang Tuhan berikan tidak bisa otomatis dapat dikenakan dalam kehidupan ini tanpa belajar Injil-Nya. Injil itulah kuasa Allah yang menyelamatkan (Rm 1:16-17). Memang hal inilah yang membuat Kekristenan menjadi sukar sekali. Menjadi Kristen berarti menceburkan diri pada pergumulan yang sangat sulit. Kekristenan adalah pergumulan untuk dapat memiliki model hidup yang Tuhan tetapkan. Inilah proses keselamatan yang harus dijalani setiap orang yang bersedia menjadi anak-anak Allah. Keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya yang semula. Dari pihak Allah, Allah bekerja dalam segala hal guna mendatangkan kebaikan, yaitu agar orang percaya memiliki model hidup seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus. Tetapi dari pihak manusia, orang percaya harus memberi diri memasuki perjuangan untuk memiliki model hidup seperti yang Tuhan kehendaki.

Dalam ke-Kristenan inilah yang paling utama, bagaimana memiliki kehidupan yang diteladankan oleh Tuhan Yesus. Dengan demikian seseorang sudah mulai bisa mengenali diri, apakah ia akan masuk dalam kemuliaan bersama dengan Kristus di Kerajaan-Nya nanti atau tidak. Kalau ada yang tidak tertarik hal ini, lebih baik ia tidak perlu menjadi orang Kristen. Tuhan tidak memiliki program lain. Setiap orang percaya dipanggil untuk memiliki model hidup seperti yang Tuhan Yesus kenakan selama hidup di dunia ini. Oleh sebab itu selama masih ada kesempatan untuk belajar mengerti model hidup-Nya dan melakukan atau mengenakan, kita berusaha segiat-giatnya untuk itu. Bila kesempatan ini berlalu, berarti sudah tidak ada kesempatan kedua.


Kristen yang benar adalah yang hidup menurut model hidup Tuhan Yesus, dan ini berarti harus mengenal Injil-Nya dengan benar dan hidup menurutnya.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Model Hidup Yang Wajar Dan Normal


Renungan Harian Virtue Notes, 13 Maret 2012
Model Hidup Yang Wajar Dan Normal


Bacaan: 1 Korintus 15:32

15:32 Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".


Kalau jujur, kita dapat mengatakan bahwa banyak orang yang sebenarnya ti­dak memiliki tujuan dalam kehidupannya. Ini adalah sebuah kehidupan yang sangat tidak wajar dan tidak normal. Sebuah kehidupan yang lebih berbahaya dari kehidupan binatang. Sebab kalau binatang hidup tanpa tujuan, tidak beresiko, tetapi manusia beresiko sangat tinggi. Bukan tidak mungkin, suatu hari nanti banyak ma­nusia akan berpikir adalah lebih baik menjadi binatang yang tidak diperhadapkan kepada resiko kekekalan, dari pada menjadi manusia tetapi akhirnya harus terbuang dari hadirat Allah selamanya. Ini berarti api neraka. Berkenaan dengan hal ini Pau­lus menyatakan, “Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”. Tetapi sebagai anak Allah, Paulus tidak menganut model hidup yang salah. Dalam seluruh tulisannya kita dapat menemukan model hidup umat pilihan yang menghargai anugerah keselamatan yang Tuhan berikan. Ia beru­saha hidup berkenan kepada Allah, melayani Tuhan dan merindukan rumah abadi.

Walaupun banyak orang hidup secara tidak wajar dan tidak normal dalam uku­ran yang benar, tetapi mereka merasa telah memiliki hidup yang wajar dan normal. Mengapa hal ini terjadi? Sebab kehidupan yang mereka pahami hanyalah hidup di bumi ini saja yang juga dimiliki hampir semua orang di sekitarnya. Itulah model hidup yang mereka warisi dari nenek moyang dan yang mereka contoh dari ling­kungannya. Di luar model hidup yang mereka pahami, mereka anggap sebagai tidak wajar dan tidak normal.

Sebagai orang-orang yang diberi kesempatan menjadi anak-anak Allah, kita harus memahami model hidup yang Tuhan kehendaki untuk dimiliki oleh orang percaya. Orang percaya harus memiliki model hidup yang berbeda dengan mereka yang bukan umat pilihan. Hidup baru yang Tuhan Yesus berikan adalah ke­hidupan yang wajar dan normal menurut standar Allah, yaitu kehidupan Tuhan Yesus semasa Ia berada di dunia. Itulah model kehidupan yang harus diperjuangkan untuk dimiliki orang percaya. Firman Tuhan mengatakan bahwa dalam Dia ada hidup dan hidup itu terang manusia (Yoh 1:4). Tuhan Yesus berkata, ”Aku datang untuk memberi hidup” (Yoh 10:10). Seharusnya gereja mengajarkan model hidup yang Tuhan kehendaki untuk dimiliki orang percaya terse­but sebagai tujuan utama pelayanan. Itulah keselamatan yang sejati.


Milikilah hidup yang wajar dan normal menurut standar Allah, bukan manusia.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Rule Of The Game


Renungan Harian Virtue Notes, 12 Maret 2012
Rule Of The Game


Bacaan: Wahyu 12:1-10

12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
12:7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
12:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.


Ada sebuah pertanyaan yang sulit ditemukan jawabnya: Mengapa ketika Lucifer jatuh dan para malaikat yang dihasutnya mengikutinya, Allah tidak segera membinasakan mereka seketika, sehingga mereka tidak lebih merajalela? Dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa malaikat-malaikat Allahlah yang berperang dengan naga, yang merepresentasikan Lucifer sang pemberontak, beserta dengan malaikat-malaikatnya. Mengapa bukan Allah sendiri yang turun tangan membinasakan naga besar atau ular tua yang disebut Setan atau Iblis itu?

Senada dengan hal pertanyaan di atas, ada pertanyaan lain: mengapa ketika Adam berbuat dosa, Allah tidak segera mengampuni seketika itu juga sehingga masalahnya selesai? Bukankah itu hal yang mudah dilakukan oleh Allah? Ternyata semua itu tidak sesederhana yang dapat dipikirkan oleh otak manusia. Kalau kita tidak melihat sesuatu di balik semua peristiwa tersebut, maka kita akan memandang Alkitab sekadar cerita dongeng atau mitos kuno seperti dalam banyak agama lain.

Yang harus kita perhatikan adalah, Allah kita tidak akan pernah bertindak secara sembarangan tanpa aturan atau hukum. Ia Allah yang tertib. Di dalam diri-Nya ada hukum, aturan, sistem dan kebijakan dari kecerdasan-Nya yang tiada batas. Tatkala bertindak, ada hukum atau semacam rule of the game (aturan main) yang ditetapkan-Nya oleh kedaulatan-Nya sendiri. Ia pun bertindak sesuai dengan hukum atau aturan-Nya tersebut. Inilah yang pasti dipahami oleh Lucifer, malaikat yang jatuh, sehingga berani memberontak kepada Allah. Ia tahu bahwa Allah terikat dengan hukum dalam diri-Nya. Lucifer mencoba mencari kesempatan untuk mendapat keuntungan dari realitas tersebut. Ia membawa dirinya dan Allah pada suatu pertarungan. Lucifer berjudi dengan dirinya sendiri. Ia berharap bisa memperoleh apa yang diinginkan, yaitu mengangkat diri sebagai Penguasa menyamai Allah.

Memang semua ini tidak tersurat secara eksplisit dalam Alkitab; tetapi inilah fakta yang bisa ditangkap secara logis untuk menjawab pertanyaan diatas. Dari perjalanan sejarah kehidupan manusia di mana tindakan-tindakan Allah tercatat dalam Alkitab dengan jelas, dapat kita simpulkan seperti penjelasan hari ini, bahwa Allah tidak mungkin bertindak tanpa aturan.

Kebenaran ini seharusnya memberi inspirasi kepada kita untuk tidak bertindak sembrono. Sebagai makhluk ciptaan, manusia juga terikat dengan hukum kehidupan yang ditetapkan oleh Allah, sebab Ia sendiri juga konsekuen dengan apa yang telah ditetapkan-Nya sebagai rule of the game.


Allah kita yang tertib bertindak sesuai dengan rule of the game yang ditetapkan-Nya oleh kedaulatan-Nya sendiri.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Dimensi Pandangan Hidup Yang Baru


Renungan Harian Virtue Notes, 11 Maret 2012
Dimensi Pandangan Hidup Yang Baru


Bacaan: Roma 1:16-17

1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."


Dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Yunani, Injil adalah evangjélion. Artinya “kabar baik”. Tentu banyak orang Kristen mengerti secara kata dan makna sempitnya, tetapi tahukah kita apa yang terkandung dalam Injil itu? Alkitab jelas menyatakan bahwa Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan (ay. 16). Pernyataan ini harus dibedah dengan teliti dan cermat, sehingga kita memahami mekanismenya, bagaimana Injil berperan sebagai kuasa Allah menyelamatkan. Untuk ini kita harus memahami secara memadai apa yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus sepanjang hidup-Nya—ketika Ia mengenakan tubuh daging seperti kita—dan mengerti secara memadai pula apa yang diajarkan-Nya.

Dengan memahami yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus dan mengerti apa yang diajarkannya, kita pasti memiliki dimensi pandangan hidup yang baru, yang benar-benar berbeda dengan dimensi pandangan hidup manusia pada umumnya. Jadi Injil merupakan kuasa Allah yang membawa kehidupan kita kepada dimensi hidup yang baru. Inilah mekanisme penyelamatan melalui Injil. Dimensi baru di sini maksudnya adalah cara memandang dunia ini: harta, cita-cita, keluarga, pasangan hidup, hidup di balik kematian dan sebagainya.

Agar dapat memiliki dimensi yang baru, kita harus benar-benar menyerap apa yang tertulis dalam Kitab Perjanjian Baru. Ini merupakan kemutlakan yang tidak bisa ditawar sama sekali; hukumnya adalah wajib. Gereja harus sungguh-sungguh menyediakan pengajaran secara memadai berkenaan dengan apa yang dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus. Jemaat harus terus didorong untuk belajar, belajar dan belajar. Jika ternyata jemaat tidak bersedia untuk belajar, itu sudah di luar tanggung jawab gereja lagi, sebab masing-masing orang harus mempertanggung jawabkan hidupnya sendiri (Rm. 14:12).

Saat mendengarkan hamba Tuhan atau pembicara yang berdiri di belakang mimbar, kita harus selalu memperhatikan, apakah mereka menggali Injil Perjanjian Baru secara benar. Seorang pembicara tidak boleh menafsirkan ayat-ayat Perjanjian Lama sesukanya sendiri. Penafsirannya tidak boleh bertentangan dengan kebenaran Perjanjian Baru. Jadi sebagai jemaat kita harus mau belajar sendiri, agar tidak terkecoh oleh khotbah-khotbah yang bukan memberitakan Firman Tuhan, melainkan pikiran manusia yang disesuaikan dengan semangat zaman atau filsafat modern yang fasik. Jika Anda seorang pembicara, sadarlah bahwa khotbah Anda harus membawa jemaat kepada keselamatan yang sejati, bukan sebaliknya membinasakan mereka.


Injil menyelamatkan dengan menjadi kuasa Allah yang membawa kehidupan kita kepada dimensi hidup yang baru.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. 
Read more
0

Melayani Dengan Hati Nurani Yang Benar


Renungan Harian Virtue Notes, 10 Maret 2012
Melayani Dengan Hati Nurani Yang Benar


Bacaan: 2 Petrus 1:3-4; Ibrani 12:9-10

2 Petrus 1:3-4
1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

Ibrani 12:9-10
12:9 Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.


Orang yang sudah menjadi anak Tuhan seharusnya hidup di dalam pemerintahan Kerajaan Allah. Itulah sebabnya dalam Doa Bapa Kami terdapat kalimat: “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga” (Mat. 6:10). Jadi, kalau seseorang tidak memiliki gaya hidup mendahulukan Kerajaan Surga, berarti ia hidup dalam Kerajaan Kegelapan.

Jangan berpikir kalau hari ini kita ada di dalam tembok gereja, mengambil bagian dalam pelayanan, tidak melakukan pelanggaran moral, bahkan menjadi seorang pendeta, berarti kita pasti hidup dalam pemerintahan Allah. Belum tentu! Hidup dalam pemerintahan Allah terselenggara ketika kita memalingkan diri dari kepentingan diri sendiri dan segala hawa nafsu serta kesenangannya. Hidup dalam pemerintahan Allah berarti terus berjuang untuk mengerti apa yang dikehendaki Allah dalam hidup ini, melakukannya dengan sungguh-sungguh, dan melayani-Nya tanpa batas. Inilah harga mahal hidup sebagai anak-anak Kerajaan.

Keberadaan anak Tuhan seperti ini akan sangat jauh berbeda dengan keberadaan anak-anak dunia ini. Ini bisa terwujud kalau kita memiliki hati nurani ilahi, sehingga bisa mengerti kehendak Tuhan dengan tepat. Inilah yang dimaksud dengan mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2Ptr. 1:3–4), atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah (Ibr. 12:9–10).

Mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan kekudusan Allah itu merupakan perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibr. 12:1). Kalau tidak berlomba, jangan mengaku umat pemenang. Bagaimana bisa menang kalau tidak ikut berlomba? Bahkan jangan mengaku umat Tuhan. Inilah yang paling utama untuk mempersiapkan kematian kita. Jangan memasuki kehidupan di kekekalan sebelum dilatih oleh Bapa di Sorga untuk mengambil bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr. 12:5–11).

Pelayanan saat kita masih hidup di dunia juga merupakan bagian dari persiapan kita untuk mati. Karena itu sebelum turut mengambil bagian dalam pelayanan, seharusnya hati nurani kita harus digarap dahulu seperti ini. Penggarapan hati nurani semestinya merupakan perhatian utama sekolah-sekolah Alkitab, agar lulusan mereka benar-benar pelayan Tuhan luar dalam; bukan orang yang berkulit luar pelayan Tuhan, tetapi di dalamnya pebisnis yang mencari nafkah dengan menjual Tuhan dan ayat Alkitab. Pelayanan bukan bisnis kita untuk menjadi semakin kaya di dunia; itu bisnis Allah: untuk kepentingan Allah, kesenangan Allah, dan kemuliaan Allah.


Penggarapan hati nurani yang benar mutlak perlu bagi orang yang mengambil bagian dalam pelayanan.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. 
Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger