Renungan Harian Virtue Notes, 12 April 2012
Proses Bertahap
Bacaan: Kejadian 1:1-31
1:1 Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi.
1:2 Bumi belum berbentuk dan
kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan
Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
1:3 Berfirmanlah Allah:
"Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik,
lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang
itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari pertama.
1:6 Berfirmanlah Allah:
"Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk
memisahkan air dari air."
1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala
dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di
atasnya. Dan jadilah demikian.
1:8 Lalu Allah menamai
cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari kedua.
1:9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga
kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
1:10 Lalu Allah menamai yang
kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji,
segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji,
supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas
muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis
pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya
itu baik.
1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari ketiga.
1:14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam.
Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan
masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala
biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda
penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai
siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan
menjadikan juga bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di
cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam,
dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari keempat.
1:20 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung
beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
1:21 Maka Allah menciptakan
binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang
bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis
burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:22 Lalu Allah memberkati semuanya
itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta
penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi
bertambah banyak."
1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari kelima.
1:24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak
dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah
demikian.
1:25 Allah menjadikan segala jenis
binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis
binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah
Kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi
dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi."
1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah,
Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di
bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa,
Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah
demikian.
1:31 Maka Allah melihat segala yang
dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari keenam.
Dari apa yang dipaparkan Alkitab
mengenai tindakan dan perbuatan Allah, banyak fenomena istimewa yang sangat
penting yang harus dipahami. Hal ini akan membuka mata pengertian kita untuk
menemukan hakekat Tuhan yang khas sekaligus hukum kehidupan yang ditetapkan-Nya.
Salah satunya adalah, bahwa Tuhan dalam
mengerjakan sesuatu selalu menggunakan prinsip “proses bertahap”. Inilah hukum
kehidupan yang ditetapkan atas semua makhluk, bahwa mereka harus tunduk pada
prinsip ini, bahkan kadang-kadang termasuk Allah sendiri. Suatu tindakan
percepatan bisa saja dilakukan Tuhan dalam pertimbangan khusus, tetapi itu
pasti sebuah pengecualian yang sangat jarang Tuhan lakukan. Lagi pula
percepatan bisa dilakukan dengan dasar-dasar hukum (rule) tertentu yang tidak
bisa kita pahami sekarang ini. Tuhan membuat lima roti dua ikan cukup untuk
lima ribu orang, merupakan mukjizat yang “penuh misteri”. Alkitab tidak pernah
menjelaskan bagaimana prosesnya. Tuhan tidak akan menumbuhkan gandum dan
membiakkan ikan dalam satu malam, kecuali kisah Yunus. Pohon jarak yang
ditumbuhkan itu pun dalam rangka memberikan pelajaran bagi Yunus, bukan
menghilangkan tanggung jawab manusia untuk mengelola tanah atau menanam
tumbuhan. Mukjizat dapat Tuhan lakukan untuk “keadaan khusus” dan biasanya kondisi
yang ekstrim. Jika tidak, Tuhan tidak akan mengumbar mukjizat yang akhirnya
akan merusak ketetapan-Nya sendiri.
Hukum ini nampak sangat jelas sejak penciptaan alam semesta yang dibagi dalam enam hari. Usai melakukan penciptaan pada hari pertama, penciptaan berikut hari ke dua. Usia hari ke dua, Tuhan meneruskannya di keesokan harinya, dan seterusnya sampai hari terakhir. Logika manusia yang wajar dapat memandang tindakan Tuhan tersebut sebagai pemborosan waktu dan tindakan yang kurang taktis. Bukankah oleh kemahakuasaan-Nya, dalam sekejap Allah bisa menciptakan alam semesta dengan segala isinya ini tanpa berlarut-larut atau berhari-hari. Dalam beberapa legenda yang dapat ditemukan di Jawa, terdapat kisah mengenai seorang “sakti” yang bisa membangun candi dalam semalam. Cukup satu malam saja. Allah yang dipandang lebih berkuasa tentu bisa berbuat demikian juga. Kalau mau, bisa selesai dalam sekejap, tidak perlu berhari-hari, Kenyataannya, Allah Semesta Alam menciptakan segala sesuatu dengan proses yang bertahap. Di balik fenomena riil dari apa yang dikerjakan Tuhan ini terdapat pesan yang sangat penting untuk dicermati, dipahami dan terima. Pengertian ini menjadi kekayaan yang tidak ternilai, bahwa segala sesuatu harus melalui proses bertahap.
Segala sesuatu diciptakan Tuhan dalam proses yang
bertahap sesuai kebijaksanaan dan kedaulatan-Nya.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar