Renungan Harian Virtue Notes, 19 April 2012
Waktu Yang Memiliki Batas
Bacaan: Kejadian 1:14
1:14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam.
Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan
masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
Hal dahsyat yang tidak pernah
diperhatikan oleh banyak orang adalah Allah menciptakan waktu (Kej. 1:14).
Benda-benda penerang yang Allah ciptakan bukan hanya berfungsi sebagai penerang
tetapi juga berfungsi “…menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan
hari-hari dan tahun-tahun….” Hal ini menunjukkan adanya realitas perjalanan
waktu. Kalau Tuhan menciptakan perjalanan waktu hal ini mengisyaratkan bahwa
Tuhan memberi waktu kepada manusia untuk melakukan tugas dari Allah dan
meyelesaikannya. Tidak mungkin perjalanan waktu tidak memiliki makna penting
pada zaman sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Perjalanan waktu juga
mengisyaratkan adanya batas waktu yang disediakan untuk suatu tugas tertentu.
Harus diingat bahwa Sabat telah diciptakan Tuhan sebelum manusia jatuh dalam
dosa. Ini berarti Adam dan Hawa harus tertib dan ketat memperhatikan perjalanan
hari, sebab pada hari ke tujuh mereka harus berhenti bekerja atau beristirahat.
Jadi Allah juga dengan tertib bergaul dengan manusia dalam perjalanan waktu
yang bergulir. Hal ini dikemukakan oleh pengkhotbah dengan kalimat “…segala
sesuatu ada masanya….”
Dengan adanya perjalanan
waktu ini, maka mau tidak mau Allah juga masuk ke dalamnya. Walau sebenarnya Ia
ada di luar waktu dan bisa tetap ada di luar waktu, tetapi Ia berkenan masuk
dalam pergumulan manusia. Hal itu semata-mata untuk membinasakan pekerjaan
iblis (1 Yoh. 3:8). Jadi sejak Adam, Allah
sudah menentukan waktu yang disediakan bagi manusia untuk belajar mengenal
kebenaran-Nya dan berusaha ikut mengalahkan iblis. Jadi, Adam bukan tidak
hidup dalam perjalanan waktu. Adam ada dalam perjalanan waktu, hanya tidak
dihitung oleh manusia, tentu Allah yang menghitungnya. Bukan tidak mungkin
bahwa Allah mematok waktu untuk Adam menyelesaikan tugasnya demi mengalahkan
Lusifer. Sampai titik tertentu ternyata Adam tidak bisa mencapai kesucian dan
kebenaran yang Allah kehendaki, terpaksa harus diusir dari Eden. Adam telah
meleset (Rm. 3;23). Memang hal ini tidak tersurat secara tegas, tetapi bila
dianalisa secara teliti hal ini sangat logis untuk dimengerti dan diterima.
Implikasi dari penjelasan ini adalah bahwa sekarang ini manusia juga menghadapi
realitas limitasi waktu yang diberikan oleh Tuhan kepada masing-masing
individu. Kalau dalam kurun waktu yang tersedia manusia tidak mencapai apa yang
dikehendaki oleh Allah, masing-masing harus menanggung resikonya.
Ingatlah, waktu yang Anda miliki ada batasnya,
inilah realitas kehidupan
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar