Renungan Harian Virtue Notes, 6 April 2012
Kemerdekaan Yang Sejati
Bacaan: Galatia 5:1
5:1 Supaya kita sungguh-sungguh
merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh
dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Bagaimanakah sebenarnya kebebasan atau
kemerdekaan itu? Sebab sering kita mendengar pembicara di mimbar berbicara
mengenai kebebasan atau kemerdekaan dalam Kristus, tetapi sebenarnya tidak ada
kejelasan mengenai proses kemerdekaan tersebut. Kita dinyatakan sudah merdeka
tetapi kita tidak mengalami dan merasakan sesuatu yang luar biasa dari
kemerdekaan itu. Kalau begitu apa bedanya kita dengan mereka yang ada di luar
anugerah keselamatan Tuhan Yesus Kristus? Jangan sampai terjadi penipuan
terhadap jemaat. Jemaat dinyatakan sudah merdeka padahal belum benar-benar
merdeka. Bagaimanakah kemerdekaan dalam Kristus itu sebenarnya?
Memang Tuhan Yesus telah
mati di kayu salib menebus dosa manusia. Penebusan itu memerdekakan. Seperti
seorang budak yang telah digadaikan atau dijual sehingga menjadi milik seorang
tuan. Sekarang tuan pemilik aslinya membelinya kembali dan memberi kesempatan
apakah budak tersebut mau dimiliki oleh Tuannya sendiri atau tidak. Kalau budak
pada umumnya diperjualbelikan oleh orang lain, tetapi kalau hal itu dikenakan
pada manusia yang memiliki kehendak bebas masalahnya menjadi berbeda. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang harus
dimiliki Tuhan sebagai “budak-Nya” diberi kebebasan apakah ia mau menjadi budak
Tuhan atau menjadi milik kuasa lain.
Manusia di taman Eden menghadapi perjuangan apakah memberi diri menjadi budak
Tuhan atau budak setan. Ternyata manusia disesatkan oleh iblis sehingga ia
menjual diri dan gagal menjadi budak Tuhan. Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia
untuk membeli kembali manusia milik-Nya tersebut. Sekarang setelah Ia membeli
kita, kita diberi kebebasan untuk menjadi milik Tuhan atau milik setan. Kembali
perjuangan yang pernah terjadi di Eden juga terjadi dalam kehidupan kita. Kalau
kita merasa otomatis sudah merdeka padahal belum, betapa menyedihkan. Untuk
menjadi milik Tuhan atau budak Tuhan, kita dituntut untuk berjuang dengan
serius. Itulah sebabnya Paulus dalam tulisannya mengatakan: Supaya kita
sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah
teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan (Gal 5:1).
Jadi, kalau diajarkan bahwa
kebebasan itu otomatis dimiliki oleh orang Kristen, itu adalah ajaran yang
sesat. Tuhan Yesus memang telah mati di kayu salib untuk membeli kita, tetapi
selanjutnya apakah kita mau dimiliki Tuhan atau tidak tergantung respon setiap
individu.
Untuk mengalami kemerdekaan yang sesungguhnya, kita
harus meresponi keselamatan dalam Tuhan Yesus.
0 komentar:
Posting Komentar