Renungan Harian Virtue Notes, 22 April 2012
Yirath
Bacaan: Amsal 1:7
1:7 Takut akan TUHAN
adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan
didikan.
Kata takut dalam frase “takut akan
Tuhan” dalam teks aslinya berasal dari kata yi’rat
yang dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan fear (bnd. Ams. 1:7 (NIV), The
fear of the Lord is the beginning of knowledge). Kata yi’rat ini juga dapat berarti “perasaan penuh kengerian” (dreadfull), maksudnya perasaan yang
menyadari kedahsyatan Tuhan. Selain itu ada kata lain yang dapat diterjemahkan
dengan takut, yaitu morah, kata ini
berarti ketakutan karena suatu teror (terrible¬ness,
terror). Pemazmur menunjukkan bahwa umat Tuhan harus takut akan Allah bukan
karena ancaman, seakan-akan Tuhan itu pribadi atau makhluk yang jahat yang
mendatangkan teror. Lalu bagaimana bisa memiliki sikap takut akan Tuhan yang
benar? Jawabnya adalah dengan memiliki pengenalan yang benar akan Dia, dan
memiliki pengalaman yang riil dengan-Nya, bahwa sungguh Dia adalah Pribadi yang
tidak membahayakan kita.
Di banyak agama sekalipun disebutkan bahwa Allah adalah Pengasih dan Penyayang,
tetapi doktrin mengenai Allah yang diajarkan menunjukkan bahwa Dia adalah Allah
yang berbahaya juga. Salah satu doktrin mengenai Allah yang tidak tepat menurut
Alkitab yang membuat kesan demikian adalah doktrin mengenai takdir. Seakan-akan
Tuhan dalam kesewenang-wenangan-Nya membuat manusia menderita tanpa tujuan.
Pengajaran ini, secara tidak langsung menunjukkan seakan-akan Allah memiliki
sisi gelap. Padahal Allah adalah Allah
yang penuh kasih yang segala tindakannya pasti tidak akan lepas dari
hakekat-Nya tersebut. Dia Maha Bijak
sehingga tindakannya pasti berazaskan keadilan yang sempurna. Ia sempurna dalam
kekudusan dan kebenaran. Allah bukan Allah yang ambivalen seperti banyak allah
lain yang bisa berbuat baik tetapi juga bisa berbuat jahat.
Allah memiliki rule atau aturan dalam
diri-Nya, dan semua tindakan-Nya pasti berdasarkan aturan tersebut. Itulah
sebabnya yang penting adalah mengenal Allah dengan benar. Kalau dalam banyak
kitab suci agama lain memuat hukum-hukum dan peraturan-peraturan serta sejarah
hidup para tokohnya, tetapi di dalam Alkitab dipenuhi dengan kisah perbuatan
Allah agar umat mengenal dengan benar siapa Allah mereka. Kalaupun ada hukum-hukum
prosentasenya sangatlah kecil, setidaknya hanya ada di Kitab Imamat, dan
ditujukan hanya bagi bangsa Israel. Sementara di Perjanjian Baru tidak terdapat
syariat sama sekali, yang ada hanyalah perkataan-perkataan Tuhan yang memuat
kebenaran agar umat mengerti apa isi hati Tuhan yang sesungguhnya. Bukan hanya
mengenal Allah tetapi mengerti kehendak-Nya, yaitu apa yang baik, yang berkenan
dan yang sempurna.
Kita harus berusaha keras untuk mengenal Allah
dengan benar, pengertian yang benar akan membuat kita takut akan Allah dengan
benar.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar