Renungan Harian Virtue Notes, 14 April 2012
Proses Bertahap Anak Tunggal Allah
Bacaan: Lukas 2:52
2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan
bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan
manusia.
Hukum proses bertahap yang ditetapkan
Allah juga dikenakan dalam kehidupan Tuhan Yesus. Tuhan Yesuspun dalam karya
penyelamatan-Nya mengalami proses bertahap ini secara ketat. Ia harus menjadi
manusia, melalui proses kelahiran yang juga dialami manusia pada umumnya. Dalam
hal ini, nampak sekali bahwa dalam segala hal Ia disamakan dengan manusia (Ibr.
2:7). Proses pendewaasaan dan pertumbuhan fisik-Nya pun juga melalui proses
yang normal seperti manusia lain. Dalam Lukas 2:52 tertulis, “Tuhan Yesus makin
bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh
Allah dan manusia.” Kalimat “bertambah besar” teks aslinya adalah προέκοπτεν
(proekopten) dari akar kata προέκόπτω, (proekopto) yang artinya proses maju atau berkembang (progress). Apanya yang berkembang?
Pertama hikmat-Nya atau kebijaksanaan-Nya (σοφίᾳ),
kedua unsur yang bersangkut paut dengan fisik (Ing. body stature) dan kedewasaan (Ing. maturity) (Yun. Helikia – ἡλικίᾳ) dan yang ketiga bertambah dalam anugerah atau kasih
karunia (χάριτι).
Hal yang benar-benar
menakjubkan dalam kehidupan Tuhan Yesus adalah bahwa Tuhan Yesus pun juga
mengalami perkembangan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Ia tidak menjadi otomatis berkenan kepada
Allah Bapa sekalipun Ia adalah Anak Tunggal-Nya. Jadi, kalau Tuhan Yesus
bersikap tidak benar, Bapa pun bisa tidak berkenan kepada Tuhan Yesus.
Tetapi seperti yang dikemukakan Kitab Ibrani, bahwa dalam segala hal Ia
disamakan dengan manusia (Ibr 2:7), dan sekalipun Ia adalah Anak (Anak Allah)
tetapi Ia belajar taat kepada Bapa dari apa yang diderita-Nya (Ibr 5:8).
Rupanya Allah tidak nepotisme, walaupun Tuhan Yesus adalah anak Tunggal-Nya
sendiri, tetapi Ia tidak memperlakukan Anak-Nya secara istimewa. Tegas sekali
Alkitab menunjukkan bahwa Ia tidak mendapat dispensasi khusus. Kalau Tuhan
Yesus akhirnya menjadi istimewa dan berkenan di hadapan Bapa, hal itu
dikarenakan Ia berusaha untuk istimewa dan berkenan di hadapan Allah Bapa dalam
keputusan dan tindakan-Nya sendiri (Fil. 2:5-7; Ibr. 5:8). Adalah ketidakadilan
dan ketidakjujuran kalau Allah Bapa menyatakan berkenan kepada Tuhan Yesus,
Anak Tunggal-Nya, sementara Anak-Nya tidak sungguh-sungguh berkenan kepada-Nya.
Dalam Lukas 2:52 tertulis bahwa Tuhan Yesus semakin berkenan kepada Allah
dibuktikan dalam tindakan-Nya untuk rela dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Mat.
3:1-16). Kerendahan hati Tuhan Yesus mengundang pernyataan Bapa, bahwa Ia
berkenan kepada-Nya.
Meskipun Tuhan Yesus adalah Anak,
Ia pun harus melalui tahapan proses dalam segala
hal.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar