Bacaan: Filipi 2:5-13
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala
yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus
adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
2:12
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaan-Nya.
Banyak orang Kristen yang sangat lancar
mengatakan bahwa keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus bukan karena perbuatan
baik, kemudian mengesankan bahwa perbuatan baik tidak penting. Mereka berpikir
bahwa terlalu menghargai perbuatan baik bisa membahayakan prinsip “keselamatan
hanya oleh anugerah”. Atmosfir yang dibangun dari theologia ini membuat banyak orang Kristen yang sebenarnya belum
selamat tetapi merasa selamat dan merasa nyaman hidup sebagai orang yang telah
diselamatkan bukan karena perbuatan baik tetapi oleh anugerah. Pikiran mereka
sebenarnya menjadi dangkal dan picik sebab menyederhanakan proses keselamatan
dalam Tuhan Yesus Kristus. Lebih mengerikan lagi adalah ketika diajarkan bahwa
keselamatan itu sesuatu yang pasti akan diterima setiap orang Kristen yang
mengaku percaya kepada Dia.
Menurut mereka percaya di
dalam pikiran sudah cukup membuat seseorang menjadi sah sebagai anak-anak Allah
dan pasti masuk Sorga. Seakan-akan, selama hidup di dunia ini boleh hidup
seperti wajar dan normalnya manusia lain hidup. Pada waktu berurusan dengan
Tuhan isinya adalah bagaimana memperoleh pertolongan untuk melestarikan model
hidup seperti wajar dan normalnya orang lain hidup. Kemudian dijanjikan bahwa
Tuhan akan memberkati dan memenuhi segala kebutuhan. Ini standar hidup yang
sangat jauh dari apa yang Tuhan kehendaki. Ini model hidup manusia yang bukan
anak Allah. Mereka tidak akan mewarisi Kerajaan Sorga.
Memang keselamatan dapat
diterima seseorang bukan karena perbuatan baik, tetapi kalau seseorang memahami
keselamatan dengan benar maka perbuatan baik adalah ciri dari seorang yang
benar-benar telah selamat. Tentu perbuatan baik disini adalah perbuatan baik
yang standarnya adalah model hidup Tuhan Yesus. Keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya.
Rancangan Allah adalah menciptakan manusia yang segambar dengan diri-Nya. Tuhan
Yesus yang menampilkan manusia seperti gambar-Nya. Jadi, dari pihak
manusia, keselamatan adalah usaha untuk memberi diri digarap oleh Bapa agar
kembali kepada rancangan-Nya. Ini sama dengan usaha untuk memiliki model hidup
seperti yang dimiliki Tuhan Yesus. Bila tidak melakukan hal ini berarti
seseorang tidak menghargai keselamatan yang Tuhan sediakan. Perjuangan untuk menjadi anak-anak Allah yang
satu model dengan Tuhan Yesus adalah perjuangan yang melekat dalam hidup orang
percaya sampai Tuhan datang kembali atau kita dipanggil pulang.
Keselamatan adalah inisiatif Allah, tetapi manusia
harus meresponinya dengan benar.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar