RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Pengertian Nyawa


Renungan Harian Virtue Notes, 26 Maret 2012
Pengertian Nyawa


Bacaan: Matius 10:39; Matius 16:25-26

10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?


Orang yang menyadari bahwa ia menumpang dan bersikap sebagai seorang penumpang di dunia ini lebih memiliki kemungkinan yang besar memiliki dunia yang baru bersama dengan Sang Maha Raja. Tetapi kalau seseorang tidak merasa bahwa ia menumpang, ia akan kehilangan kesempatan memiliki dunia lain yang lebih baik (Mat 10:39; 16:25-26). Nyawa dalam Mat 10:39 menunjuk kesenangan-kesenangan jiwa yang dipengaruhi oleh filosofi hidup manusia pada umumnya. Jiwa manusia diwarnai oleh cara hidup anak-anak dunia yang bukan umat pilihan yang tidak dipersiapkan mewarisi Kerajaan-Nya.


Semua manusia telah diracuni oleh filosofi hidup yang menggiring menuju kegelapan abadi ini. Terlena dengan segala kesenangan hidup hari ini sampai ia kehilangan kesempatan selamanya. Kesempatan ini tidak terbeli oleh apapun. Tidak menghargai kesempatan ini sama dengan tidak menghargai Tuhan yang memberi kesempatan.



Betapa mengerikan keadaan manusia yang kehilangan dunia yang akan datang. Tetapi banyak orang tidak memperdulikannya. Ini agak mirip dengan anak-anak yang tidak mengerti betapa tinggi resiko kehidupan seseorang yang tidak mau belajar dengan giat mempersiapkan hari esoknya. Kemalasannya membangun kemiskinan. Kegiatan hidupnya atau kerajinannya ditujukan kepada kegiatan yang lain. Kegiatan yang tidak mempersiapkan hari esoknya. Tetapi ini masih ringan dibanding dengan seseorang tidak memiliki hari esok di kekekalan. Anak-anak muda yang tidak mau kehilangan masa muda seperti yang dimiliki dan dinikmati anak-anak muda lain, akhirnya membangun kehancuran hari esoknya. Demikian pula orang-orang yang tidak mau kehilangan nyawanya atau masa hidup di dunia hari ini tetapi kehilangan hari esok di keabadian.


Kehilangan nyawa berarti seorang yang menyadari dan memperlakukan bahwa hidup di dunia ini bukanlah untuk menetap. Tujuh puluh tahun harus dianggap sebagai singgah sementara. Dalam persinggahan itu tidak boleh bersikap seakan-akan akan menetap. Sebagian besar manusia juga orang-orang Kristen bersikap sebagai orang yang seolah-olah akan menetap. Kalau irama hidup ini tidak segera diubah, maka ia tidak akan pernah bisa berubah. Karena tidak bisa berubah lagi maka ia akan berpikir bahwa itu irama hidup wajar yang ditolerir oleh Tuhan. Dalam hatinya akan berkata, “hidup memang begini”. Orang-orang seperti ini tidak bisa lagi mengerti kebenaran, dan sebagian merasa bahwa mereka mengerti kebenaran. Begitu hebatnya iblis menipu mereka.


Orang yang rela kehilangan nyawanya hari ini akan beroleh nyawanya di dunia yang baru bersama Sang Maha Raja


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. 

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger