Renungan Harian Virtue Notes, 4 Maret 2012
Pengakuan Melalui Tindakan Nyata
Bacaan: 2 Korintus 9:6-9
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur
sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak,
akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan,
sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup
melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa
berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam
pelbagai kebajikan.
9:9 Seperti ada tertulis: "Ia
membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya
tetap untuk selamanya."
Kita sudah belajar bahwa kita semestinya
memperlakukan Tuhan Yesus sebagai Raja. Pertanyaannya, bagaimana caranya? Tentu
tidak cukup dengan pernyataan bibir bahwa Dia adalah Raja; tidak cukup pula
rajin ke gereja dan memberikan persepuluhan; tidak cukup memanggil Dia “Tuhan”;
tidak cukup mengambil bagian dalam kegiatan rohani. Memperlakukan Tuhan Yesus
sebagai raja adalah tindakan hidup setiap hari, sepanjang waktu dan di segala
tempat kita berada.
Mari kita mengingat
kembali, mengapa dahulu kita menjadi Kristen dan datang ke gereja? Apakah
supaya usaha kita diberkati? Apakah supaya tubuh kita disembuhkan? Apakah
supaya rumah tangga kita dipulihkan? Apakah supaya karier kita maju? Apakah
kita datang kepada Tuhan untuk memohon-mohon agar kita diberkati dan hidup kita
semakin mudah? Sekarang kita harus mengubah sikap. Semua kita adalah
anak-anak-Nya, mungkinkah Ia tidak memelihara anak-anak-Nya? Yang penting semuanya itu kita
lakukan bagi-Nya dengan penuh kerelaan dan sukacita, pastilah kita diberkati
dan dipelihara-Nya. Jadi bagi Tuhan kita harus bekerja keras,
menjaga kesehatan, tekun dalam karir, mempertahankan rumah tangga dengan
menjaga mulut dan tidak berlaku kasar terhadap pasangan hidup, belajar rajin
dan lain sebagainya.
Dalam perumpamaan Tuhan
Yesus mengenai uang mina (Luk. 19:13–27), hamba yang sejati adalah hamba yang
hidup untuk kepentingan-Nya. Seorang hamba ternyata tidak menjalankan uang mina
yang dipercayakan kepada-Nya. Alhasil ia ditolak untuk menjadi hamba-Nya
selama-lamanya. Hamba ini salah persepsi terhadap Tuannya (Luk. 19:21). Ia
tidak mengakui bahwa apa yang dimilikinya adalah milik Tuan itu, sehingga harus
digunakan untuk kepentingan Tuannya. Hamba ini melakukan kesalahan besar.
Betapa
bodoh dan bahayanya orang-orang yang tidak menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah
majikan yang telah membeli mereka dengan harga yang sangat mahal. Semua kita adalah milik-Nya,
sehingga kita harus mengembalikan segala sesuatu yang ada pada kita untuk
kesukaan-Nya. Dialah Raja kita dan kita harus menunjukkan pengakuan itu dengan
tindakan kita. Belajarlah memiliki kehidupan seperti ini melalui belajar
kebenaran Firman Tuhan untuk mengenal pribadi-Nya. Dengan mengerti kebenaran Firman Tuhan, hati kita diolah, sehingga
mengerti apa yang dikehendaki-Nya dalam hidup ini untuk kita lakukan.
Mengaku Yesus sebagai Raja harus dibuktikan dengan tindakan
kita, mengembalikan segala sesuatu
kepada-Nya untuk kesukaan-Nya.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar