RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Ciri Manusia Penduduk Asli Dunia


Renungan Harian Virtue Notes, 25 Maret 2012
Ciri Manusia Penduduk Asli Dunia


Bacaan: Lukas 12:15

12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."



Gejala orang yang tidak menerima bahwa ia sebagai penduduk asing di bumi ini adalah menumpuk kekayaan seakan-akan hal itu tidak akan ditinggalkan atau takut kalau keturunannya menjadi orang miskin. Dalam Lukas 12:16-21 dikisahkan mengenai orang kaya yang mengumpulkan kekayaan bagi dirinya tetapi tidak kaya di hadapan Tuhan. Ia pulang ke tempat abadi dalam kemiskinan. Ia akan menjadi orang miskin di kekekalan. Orang miskin di kekekalan artinya adalah orang yang ditinggalkan oleh Tuhan. Ia ditinggalkan Tuhan sebab selama di dunia ia tidak mengiring Tuhan dengan benar. Orang yang mengiring Tuhan adalah orang yang ikut memikirkan apa yang dipikirkan oleh Tuhan. Ia ikut bergumul apa yang digumulkan Tuhan dan yang menjadi beban-Nya. Tuhan Yesus menyatakan bahwa mereka yang tetap tinggal bersama-sama dengan Dia dalam segala pencobaan yang Dia alami, akan menemukan kebersamaan dengan Dia dalam Kerajaan-Nya (Luk 22:28-29). Orang yang menyertai Tuhan Yesus adalah mereka yang membela kepentingan-Nya tanpa batas.


Tuhan Yesus berkata kepada orang kaya yang celaka, ”apa yang telah engkau sediakan, untuk siapakah itu nanti?” Barangkali kita berpikir, ”ah masa Tuhan tidak tahu, untuk anak cucu dong”. Kita lupa bahwa banyak diantara kita yang dulu tidak memiliki apa-apa tetapi juga dipelihara Tuhan. Mengapa kita tidak mempercayai bahwa Tuhan juga akan memilihara anak cucu kita. Lagi pula Firman Tuhan mengatakan bahwa keturunan orang benar tidak akan menjadi peminta-minta. Tidak sedikit anak cucu yang memperoleh apa yang sebenarnya bukan bagiannya. Mereka bisa menjadi orang-orang yang tidak diberkati, sebab apa yang mereka terima sebenarnya bagian untuk Tuhan tetapi digunakan untuk kepentingan diri sendiri.

Orang tua yang bodoh yang tidak memahami kebenaran ini mengajarkan kepada anak-anak, seakan-akan kekayaan itu segalanya (Luk 12:15). Hal ini mempersiapkan anak-anak hidup tanpa kebenaran atau tanpa Tuhan. Mereka menjadi materialistis yang pada saatnya tidak akan pernah bertobat dengan benar. Kalau orang tua mewariskan kebenaran, maka hal ini sama dengan orang tua mewariskan pengenalan akan Tuhan yang membuat mereka terpelihara, bukan hanya sementara di dunia tetapi juga di kekekalan. Mereka juga akan bertemu dengan orang tua di Kerajaan Bapa bersama keluarga besar yang dibangun di bumi.


Orang bodoh adalah yang mengumpulkan kekayaan bagi diri sendiri. Orang bijak adalah yang mewariskan pengenalan akan Tuhan kepada anak-anaknya.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger