Renungan Harian Virtue Notes, 3 Maret 2012
Kedaulatan Tuhan Yesus
Bacaan: Wahyu 12:5
12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak
laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi;
tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke
takhta-Nya.
Jika Tuhan Yesus hanya digambarkan
sebagai Gembala yang lemah lembut, pengampun, pemurah, panjang sabar dan setia,
tetapi tidak diperkenalkan pula sebagai Raja yang berkuasa, berkedaulatan dan
tegas, maka umat bisa tergiring kepada kekerdilan perkembangan rohani dan lalu
sampai di kesesatan.
Pemberitaan yang berat
sebelah ini merupakan penyesatan yang sangat sistematis dan masif. Iblis memang
sejak dulu senang memberitakan setengah kebenaran atau sebagian kebenaran. Itu
sudah cukup membuat manusia binasa. Perhatikan, racun tikus sebetulnya hanya
mengandung bahan aktif yang beracun kurang dari satu persen, sisanya adalah
makanan yang disukai tikus. Iblis yang menyamar sebagai malaikat terang
menggunakan Alkitab yang sama dengan kita, tetapi memasukkan sedikit racun di
tengah kebenaran, dan itu sanggup membinasakan umat.
Kita harus menerima bahwa
Tuhan Yesus adalah Raja. Dalam
kedaulatan-Nya sebagai Raja, kita harus tunduk dalam kewibawaan-Nya untuk
melakukan apa saja yang diperintahkan atau dikehendaki-Nya. Ini berbeda
dengan ajaran Iblis yang meracuni jemaat, bahwa yang perlu mengenal Dia dan
mencari kehendak-Nya hanyalah pendeta. Doa pendeta sangat berkuasa, dan asalkan
jemaat memberikan persepuluhan, maka akan diberkati berlipat kali ganda. Alangkah
sesatnya pandangan ini. Iblis juga menyesatkan tak sedikit pendeta sehingga
berubah dari hamba Tuhan menjadi hamba duit, mengubah gerejanya menjadi bisnis
yang menghasilkan laba bagi pribadinya sendiri.
Alkitab menunjukkan bahwa
Tuhan Yesus akan memerintah dengan gada besi. Artinya, Ia memerintah dengan
tegas. Mulai sekarang, kita harus memperlakukan-Nya sebagai Raja, sebab orang yang hari ini tidak
memperlakukan Tuhan Yesus sebagai Raja, tidak akan diterima sebagai umat-Nya di
kekekalan. Sudah saatnya Tuhan Yesus diperkenalkan sebagai Raja dengan
segala kewibawan-Nya yang harus diterima dengan mutlak. Ini sebagai persiapan
sebelum kita bertemu muka dengan muka dengan-Nya nanti di kekekalan.
Orang yang tidak
mau memperlakukan Tuhan Yesus sebagai Raja akan terbuang ke dalam lautan api. Tuhan Yesus tegas mengatakan,
“Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah
mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” (Luk. 19:27). Hendaklah
kebenaran ini tidak dipandang sebagai ancaman, tetapi sebagai suatu peringatan,
agar kita selamat dari kebinasaan.
Orang yang hari ini tidak memperlakukan Tuhan Yesus
sebagai Raja tidak akan diterima sebagai umat-Nya di kekekalan.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar