Renungan Harian Virtue Notes, 22 Maret 2012
Tidak Berhak Ada
Bacaan: 2 Korintus 5:14-15
5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai
kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua
orang, maka mereka semua sudah mati.
5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka.
Kita harus sadar bahwa kita sebenarnya
tidak berhak ada. Kalau kita bisa mengadakan diri kita sendiri, maka kita
berhak memiliki keinginan sesuka kita sendiri tetapi ternyata kita tidak bisa
membuat diri kita ada. Tuhan yang mengadakannya, maka Tuhanlah yang harus
berhak sepenuhnya atas diri kita. Maka kita harus berani berkata dengan tegas,
“Bukan Tuhan yang ada bagiku; akulah yang ada bagi-Nya.” Orang percaya yang
benar akan berusaha untuk belajar tidak berhak memiliki suatu keinginan. Segala
keinginannya haruslah sesuai dengan kehendak Bapa. Orang percaya yang benar
akan berkata kepada Bapa: “Bukan kehendakku yang jadi tetapi kehendak-Mu lah
yang jadi. Bukan kerajaanku yang datang tetapi Kerajaan-Mu. Kehendak-Mu yang
jadi di bumi seperti di Surga.”
Manusia yang ditebus oleh
darah Tuhan Yesus tidak berhak memiliki spirit atau gairah kecuali spirit atau
gairah yang dimiliki oleh Tuhan Yesus Kristus. Tubuh yang kita hidupi ini
haruslah tubuh yang digerakkan oleh gairah atau spirit yang dimiliki oleh Tuhan
Yesus (Gal. 2:19-20). Jika kita
menghadirkan gairah Anak Allah dalam diri kita yaitu menyerap semangat
hidup-Nya, maka berarti kita menghadirkan Dia dalam hidup kita, tetapi
sebaliknya jika tidak, maka berarti kita tidak menganggap Dia ada. Kita
meniadakan Dia dalam hidup ini. Itulah sebabnya bagi orang yang sungguh-sungguh
mau melayani kehendak Tuhan, Tuhan menjadi sangat nyata baginya, tetapi bagi
mereka yang tidak mau melayani kehendak-Nya, Tuhan seperti tidak ada. Itulah
sebabnya mereka tidak takut akan Dia. Tuhan Yesus pernah dicobai Iblis agar
memiliki spirit yang salah atau spirit dunia. Iblis menunjukkan keindahan dunia
untuk menjerat Tuhan Yesus. Tuhan Yesus digodanya untuk mengingini keindahan
dunia. Tetapi Tuhan Yesus menolak. Penolakan ini berarti Ia tidak mau menyembah
Iblis.
Seperti Dia menang kita
juga harus menang. Itulah sebabnya Tuhan Yesus disebut sebagai pokok
keselamatan yang menjadi teladan bagi kita (Ibr. 5:7-9). Dalam hal ini kita
mengerti mengapa kita harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus (Flp. 2:5-7).
Pikiran dan perasaan di sini aslinya ditulis φρονέω (fronéō). Fronéō adalah pikiran dalam roh,
bukanlah pikiran dalam jiwa; pikiran dalam jiwa lazim ditulis νοῦς
(nús). Inilah
yang menjadi inti karakter atau watak seseorang. Watak karakter disini bukan
hanya menyangkut perbuatan moral atau etika tetapi seluruh filosofi hidup ini.
Seorang yang fronéō nya telah diubah
dapat memuaskan hati Bapa. Fronéō
inilah pikiran yang sinkron dengan pikiran Bapa. Itulah sebabnya dalam
perjalanan hidup Kekristenan, inilah wilayah yang terberat.
Hiduplah menurut teladan Kristus, memiliki pikiran
dan perasan (fronéō) Kristus yang selalu sinkron atau selaras dengan Bapa.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar