RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Membuktikan Iblis Bersalah


Renungan Harian Virtue Notes, 30 Maret 2012
Membuktikan Iblis Bersalah


Bacaan: Filipi 2:5-11

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!


Perlu direnungkan, bahwa ketika iblis memberontak melawan Allah, Allah pun tidak seketika bisa membinasakannya. Ada “rule” atau hukum atau aturan untuk bisa menunjukkan bahwa iblis bersalah dan pantas untuk dihukum. Dalam Alkitab kita tidak menemukan ada pemberontak lain selain “Lusifer” tersebut. Bisa dipastikan inilah pemberontakan pertama dan terakhir dalam Kerajaan Sorga. Rupanya pada waktu itu belum ada pembuktian bahwa tindakan iblis bersalah dan patut dihukum, sebab jika pada waktu itu sudah bisa terbukti bersalah, niscaya iblis sudah dihukum. Bagaimana membuktikan bahwa iblis bersalah? Jawaban yang paling logis adalah Allah harus menciptakan manusia. Manusia yang diciptakan ini diharapkan dapat menampilkan suatu kehidupan yang taat dan menghormati Allah Bapa secara pantas. Hal itu menjadi pembuktian terhadap kesalahan iblis sehingga bisa dihukum. Inilah rule of the game-nya.


Allah menciptakan manusia bukan sekedar ingin memiliki makhluk yang segambar dengan diri-Nya, dan ditempatkan dalam sebuah taman untuk mengelolanya. Tentu tidak sesederhana itu. Ada rancangan yang lebih besar dari hal tersebut. Ternyata manusia diciptakan untuk menggenapi rencana Bapa yaitu menaklukkan iblis. Itulah sebabnya bahan dasar yang dimiliki manusia pada hakekatnya adalah dari dalam Allah sendiri, yaitu melalui hembusan nafas-Nya. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan diri-Nya sendiri. Sangat luar biasa. Hal itu dilakukan Bapa agar manusia bisa mengalahkan malaikat yang jatuh tersebut. Disini manusia menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk mengakhiri sepak terjang Lusifer.


Dalam perjalanan sejarah kehidupan, ternyata manusia gagal. Manusia malah mengikuti jalan Lusifer, yaitu ingin menjadi seperti Allah. Ada sebagian jejak iblis yang ditularkan kepada manusia. Hal inilah yang membuat manusia tidak bisa lagi mencapai kesucian Allah. Manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Kegagalan manusia pertama masih menyisakan persoalan, siapakah yang dapat mengalahkan iblis atau membuktikan bahwa iblis bersalah dan pantas untuk dihukum. Tidak ada jalan lain, kecuali Anak Tunggal yang bersama-sama dengan Bapa. Anak Tunggal Bapa harus turun ke bumi menjadi manusia, dimana dalam segala hal Ia disamakan dengan manusia (Ibr 2:17). Allah Anak menjadi manusia untuk membuktikan bahwa ada pribadi yang bisa taat tanpa syarat kepada Bapa dan mengabdi sepenuhnya (Fil 2:5-11; Yoh 4:34). Hal ini akan membuktikan bahwa tindakan iblis salah dan patut dihukum.


Seperti Yesus Kristus yang sudah taat tanpa syarat kepada Bapa, kita pun harus demikian.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. 

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger