Bacaan: 2 Korintus 5:14-15
5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah
mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua
sudah mati.
5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang
hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah
mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka.
Kalau Tuhan mengadakan seseorang atau menciptakan
seorang individu, sejatinya Tuhan ingin memiliki anak. Anak yang dengan rela
mengabdi kepada Bapa dan bersekutu dengan Bapa dalam kerelaan. Bisa saja Tuhan
menciptakan makhluk yang diprogram untuk taat saja tanpa bisa berbuat dosa.
Tetapi bukan ini yang dikehendaki oleh Allah Bapa. Bisa dipertimbangkan bahwa
malaikat yang jatuh itu dulu juga diprogram untuk menjadi anak-anak Allah yang
dengan kerelaan mengabdi kepada Bapa. Tetapi ada malaikat yang memberontak.
Sangat besar kemungkinan malaikat juga diciptakan segambaran dengan Allah.
Malaikat juga memiliki roh dari Allah (Ibr 12:9). Yehezkiel 28:12, “Beginilah
firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha
indah.” Malaikat juga memiliki kemungkinan untuk memberontak kepada Allah.
Kenyataannya kemudian manusia memberontak kepada Bapa di Surga. Bapa bisa saja
menciptakan manusia dalam sekejap seperti robot yang otomatis taat tanpa bisa
memberontak. Tetapi Tuhan tidak berbuat demikian. Tuhan menciptakan makhluk
baru sebagai anak melalui proses. Seharusnya Adam pertama yang menjadi prototipe
manusia yang pantas disebut sebagai anak-anak Allah, tetapi Adam gagal, seluruh
keturunannya pun juga menjadi gagal. Seandainya manusia pertama berhasil
menjadi anak-anak Allah sesuai dengan pola Tuhan, maka Lusifer terbukti
bersalah dan semua keturunannya pun menjadi anak-anak Allah.
Tuhan Yesuslah yang menjadi model anak Allah yang dikehendaki oleh Bapa. Dialah
yang sulung diantara banyak saudara. Keselamatan yang disediakan adalah usaha
Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya yaitu “supaya kita menjadi
anak-anak Allah” (Yoh 1:11-12). Untuk ini kalau
kita mau menerima keselamatan dari Tuhan Yesus, maka kita memberi diri digarap
untuk menjadi anak-anak Allah. Kita sebagai umat pilihan dipanggil untuk
menjadi anak-anak Allah. Melalui proses
mengukir dalam nurani kita, menimbulkan kesadaran bahwa kita adalah makhluk
ciptaan yang diciptakan untuk melayani kehendak-Nya. Kita bukan dipanggil
sekedar menjadi orang beragama yang mengerti hukum dan melakukan hukum-hukum
itu. Tetapi kita dipanggil sebagai makhluk yang dalam kesadaran tinggi bahwa
kita hidup dalam semesta dimana ada Sang Penguasa yang aktif memerintah, dimana
kita harus menundukkan diri sepenuh hati tanpa syarat kepada-Nya. Inilah gairah
hidup Tuhan Yesus: “Makananku adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya.”
Gunakanlah kehendak bebas
kita untuk memilih yang Tuhan kehendaki, karena sebenarnya kita tidak memiliki
hak hidup.
0 komentar:
Posting Komentar