RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Standar Hidup Yang Salah



Renungan Harian Virtue Notes, 17 Maret 2012
Standar Hidup Yang Salah


Bacaan: Filipi 3:17-21

3:17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.



Banyak orang Kristen sudah merasa memiliki standar hidup yang baik sebagai orang Kristen, pada hal mereka belum memiliki standar hidup sebagai anak-anak Allah. Standar hidup mereka belum berubah sama sekali, walaupun status mereka di mata manusia mereka adalah orang Kristen, anak-anak Allah. Kondisi yang sangat membahayakan adalah ketika seseorang tidak mengenali dirinya dengan benar. Inilah yang sebenarnya diupayakan oleh kuasa kegelapan. Mereka tidak mengenali standar kehidupan yang harus dikenakan sebagai anak-anak Allah.



Betapa sukarnya menyadarkan mereka dari kebodohan itu. Banyak orang hidup hanya untuk hidup. Hidup mereka adalah makan dan minum agar mengalami pertumbuhan fisik. Hidup bagi mereka adalah persiapan untuk memiliki bekal menghadapi hari tua. Hidup adalah karir sebagai pijakan untuk menemukan nafkah, guna membangun rumah tangga. Hidup adalah memiliki pasangan hidup dan menikah. Hidup adalah memiliki keturunan. Hidup adalah menemukan menantu. Hidup adalah mendapatkan cucu untuk meneruskan generasi. Hidup adalah memiliki rumah, mobil dan berbagai fasilitas yang bisa mengangkat harkat dan prestise. Jika kita hidup hanya untuk hidup, tujuan kita salah. Tujuan kita bukanlah hidup (di dunia). Hidup adalah sarana. Hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk memperoleh hidup yang sesungguhnya (Kerajaan Surga). Hidup yang kita miliki sekarang ini sebenarnya bukanlah hidup yang Tuhan kehendaki untuk kita nikmati.


Betapa tragisnya kalau suatu waktu nanti apa yang dipahami sebagai hidup ternyata berujung pada kematian. Semua yang dianggap sebagai kehidupan akan terkubur dan dilupakan selamanya. Setelah kehidupan hari ini, mereka berpulang ke kekekalan tanpa bekal apapun. Hal tersebut selama ini telah dilupakan dan hampir tidak pernah ada yang mengingatkannya. Siapa bertanggung jawab untuk mem-beri tahu atau mengingatkan manusia terhadap hal ini? Seharusnya gereja Tuhan. Tetapi banyak gereja hari ini yang hanya menjadi tempat dimana jemaat mencari solusi bagaimana melestarikan model hidup yang mereka warisi dari nenek moyang, sementara gereja-gereja itu dipimpin oleh orang-orang yang tidak memahami bagaimana model hidup yang Allah kehendaki. Sehingga tanpa mereka sadari mereka melayani hanya untuk melestarikan model hidup yang mereka juga warisi dari nenek moyang. Mereka mencari nafkah dengan memperdaya orang-orang tulus yang seharusnya diajar untuk mengenal kebenaran yang tertulis dalam Injil.


Berhati hatilah dengan banyak ajaran yang salah, yang mengajarkan standar hidup yang salah.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. 


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger