Renungan Harian Virtue Notes, 12 Maret 2012
Rule Of The Game
Bacaan: Wahyu 12:1-10
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan
sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan
penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit;
dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk
sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari
bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri
di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera
sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang
akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu
dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah
disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu
dua ratus enam puluh hari lamanya.
12:7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan
malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh
malaikat-malaikatnya,
12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak
mendapat tempat lagi di sorga.
12:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut
Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia
dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
12:10
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah
tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang
diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita,
yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
Ada sebuah pertanyaan yang sulit
ditemukan jawabnya: Mengapa ketika Lucifer jatuh dan para malaikat yang
dihasutnya mengikutinya, Allah tidak segera membinasakan mereka seketika,
sehingga mereka tidak lebih merajalela? Dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa
malaikat-malaikat Allahlah yang berperang dengan naga, yang merepresentasikan
Lucifer sang pemberontak, beserta dengan malaikat-malaikatnya. Mengapa bukan
Allah sendiri yang turun tangan membinasakan naga besar atau ular tua yang
disebut Setan atau Iblis itu?
Senada dengan hal
pertanyaan di atas, ada pertanyaan lain: mengapa ketika Adam berbuat dosa,
Allah tidak segera mengampuni seketika itu juga sehingga masalahnya selesai?
Bukankah itu hal yang mudah dilakukan oleh Allah? Ternyata semua itu tidak
sesederhana yang dapat dipikirkan oleh otak manusia. Kalau kita tidak melihat
sesuatu di balik semua peristiwa tersebut, maka kita akan memandang Alkitab sekadar
cerita dongeng atau mitos kuno seperti dalam banyak agama lain.
Yang harus kita perhatikan
adalah, Allah kita tidak akan pernah bertindak secara sembarangan tanpa aturan
atau hukum. Ia Allah yang tertib. Di
dalam diri-Nya ada hukum, aturan, sistem dan kebijakan dari kecerdasan-Nya yang
tiada batas. Tatkala bertindak, ada hukum atau semacam rule of the game (aturan main) yang ditetapkan-Nya oleh
kedaulatan-Nya sendiri. Ia pun bertindak sesuai dengan hukum atau aturan-Nya
tersebut. Inilah yang pasti dipahami oleh Lucifer, malaikat yang jatuh,
sehingga berani memberontak kepada Allah. Ia tahu bahwa Allah terikat dengan
hukum dalam diri-Nya. Lucifer mencoba mencari kesempatan untuk mendapat
keuntungan dari realitas tersebut. Ia membawa dirinya dan Allah pada suatu
pertarungan. Lucifer berjudi dengan dirinya sendiri. Ia berharap bisa
memperoleh apa yang diinginkan, yaitu mengangkat diri sebagai Penguasa menyamai
Allah.
Memang semua ini tidak
tersurat secara eksplisit dalam Alkitab; tetapi inilah fakta yang bisa
ditangkap secara logis untuk menjawab pertanyaan diatas. Dari perjalanan
sejarah kehidupan manusia di mana tindakan-tindakan Allah tercatat dalam
Alkitab dengan jelas, dapat kita simpulkan seperti penjelasan hari ini, bahwa
Allah tidak mungkin bertindak tanpa aturan.
Kebenaran ini seharusnya
memberi inspirasi kepada kita untuk tidak bertindak sembrono. Sebagai makhluk ciptaan, manusia
juga terikat dengan hukum kehidupan yang ditetapkan oleh Allah,
sebab Ia sendiri juga konsekuen dengan apa yang telah ditetapkan-Nya sebagai rule of the game.
Allah kita yang tertib bertindak sesuai dengan rule of the game
yang ditetapkan-Nya oleh kedaulatan-Nya sendiri.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar