Renungan Harian Virtue Notes, 8 Maret 2012
Memuliakan Tuhan Dengan Tindakan
Bacaan: Mazmur 86:11-13
86:11 Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu,
ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah
hatiku untuk takut akan nama-Mu.
86:12 Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya
Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk
selama-lamanya;
86:13 sebab kasih setia-Mu besar atas aku,
dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati
yang paling bawah.
Jika setiap hari kita tidak memberikan
nilai tinggi kepada Tuhan tetapi malah memberikan nilai tinggi kepada yang
lain, namun kita berkata, “Terpujilah Tuhan,” sejatinya kita munafik. Jika kita
berani berkata “Aku memuliakan Engkau Tuhan,” perlu dipertanyakan, mana
buktinya? Jika hanya bibir yang berkata bahwa kita memuliakan Tuhan tetapi tindakan
kita tidak mencerminkan perkataan kita tersebut, itu omong kosong belaka.
Ironisnya, saat ini banyak
jemaat, pekerja gereja, bahkan worship
leader dan pembicara yang mengaku memuliakan Tuhan, tetapi tindakannya
ternyata merendahkan Tuhan, dengan cara menghargai sesuatu lebih dari-Nya. Ini
berbeda dengan Maria, yang tindakannya jelas memetakan apa yang dikatakannya
(Luk. 1:46). Ia rela untuk hamil di luar nikah oleh Roh Kudus, sekalipun
menghadapi risiko besar. Ia memandang Tuhan lebih tinggi daripada apa pun yang
berharga: kekasihnya, Yusuf; keluarganya; bahkan nyawanya sendiri. Inilah nyanyian Maria yang
sesungguhnya, manakala ia melakukan apa yang dikehendaki oleh Bapa dalam
hidupnya. Maria membuktikan ia adalah wanita yang memuliakan
Allah dengan segenap hidup dan jiwanya, bukan hanya dengan segenap bibirnya. Di
sinilah kita dapat mengerti mengapa orang yang berkapasitas seperti Maria dapat
dipercayai Allah untuk menggenapi rencana-Nya.
Daud juga menulis Mazmur
yang mengatakan bahwa ia memuliakan Allah, dan itu juga tidak sekadar perkataan
di bibir saja, namun ia juga ingin membuktikannya. Sebelum berkata “Aku hendak
bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan
nama-Mu untuk selama-lamanya”, ia berkata, “Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya
Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut
akan nama-Mu.” Daud sadar dan tahu pasti bahwa ia memuliakan Tuhan dengan hidup
menurut kebenaran-Nya; dengan itu Tuhanlah yang menjadi kesukaannya.
Kita dapat melihat banyak
orang yang berpenampilan baik di gereja, tetapi adakah seorang di antara mereka
yang memiliki hati yang memuliakan Allah seperti Maria? Banyak orang cakap memuliakan Tuhan dengan bibirnya di gereja, tetapi
tidak memuliakan Tuhan dalam peragaan konkret melalui tindakan setiap hari.
Mari kita belajar seperti Maria, yang rela melakukan apapun demi kesukaan hati
Allah.
Tanpa dibuktikan dengan tindakan,
perkataan memuliakan Tuhan hanya omong kosong
belaka.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar