Renungan Harian Virtue Notes, 5 Agustus 2011
Mujizat Yang Dibutuhkan Pada Masanya
Bacaan: Keluaran 3: 13-16
3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
3:14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
3:16. Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir.
Saat Tuhan hendak membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Ia membombardir Mesir dengan beraneka tulah sampai akhirnya Firaun menyerah dan mengizinkan bangsa Israel meninggalkan Mesir. Di perjalanan menuju Mesir, Tuhan membombardir bangsa Israel dengan mukjizat-mukjizat yang luar biasa. Lembaran perjalanan bangsa Israel ke Mesir adalah lembaran mukjizat.
Pertanyaan bagi kita adalah, apakah mukjizat dan hal-hal spektakuler seperti yang dialami bangsa Israel itu juga bisa kita tuntut untuk dapat kita alami? Bukankah banyak diajarkan dewasa ini, agar orang Kristen mengklaim mukjizat setiap hari? Sejujurnya mukjizat yang diinginkan banyak orang adalah dalam bentuk kemudahan-kemudahan yang diberikan Tuhan agar mereka bisa lebih mudah menjalani hidup sebab tidak dirundung masalah, lebih sukses dalam segala bidang hidup dan berlimpah berkat materi.
Sebetulnya Tuhan mempertunjukkan mukjizat yang luar biasa bagi Israel, sebab bangsa itu adalah bangsa yang telah 430 tahun hidup dalam perbudakan. Mereka tidak mengenal Allah Abraham, Ishak dan Yakub, itulah sebabnya Musa bertanya kepada Allah, apa yang harus dijawabnya jika orang Israel bertanya siapa nama Allah yang akan melepaskan mereka (ay. 13). Ini menunjukkan mereka belum mengenal YHWH. Sebagai budak mereka tidak berpendidikan, mengikuti penyembahan orang Mesir, dan buta kebenaran. Untuk memperkenalkan diri-Nya, Tuhan harus membuat hal-hal yang spektakuler agar bangsa budak yang bodoh itu percaya kepada-Nya. Itu dibutuhkan pada masanya, tetapi tidak harus dikenakan dalam hidup kita sekarang, yang sudah mengenal kebenaran.
Oleh sebab itu sejatinya anak Tuhan tidak perlu mengharapkan mukjizat. Yang penting bagi kita adalah memenuhi bagian kita, yaitu rajin bekerja dan bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan Tuhan. Kalau ada hal-hal yang melampaui kemampuan kita, Ia pasti menolong dan menopang. Kalau kita sudah tidak berdaya mengatasi suatu masalah, Tuhan akan turut campur mengatasinya, dan dengan kedaulatan-Nya, Ia bisa memberikan mukjizat-Nya.
Dengan uraian ini bukan berarti tidak percaya mukjizat masih terjadi, tetapi kita harus memikul bagian kita terlebih dahulu. Urusan mukjizat biarlah terjadi sesuai dengan yang dipandang baik oleh Allah, dan tidak perlu kita klaim-klaim. Sebagai orang percaya yang dewasa rohani kita tidak akan memaksa Allah membuat mukjizat, sebab kita tahu Allah adalah Bapa yang Mahabijaksana.
Penuhi bagian kita dengan tanggung jawab, dan bila kita tidak sanggup lagi, kita percaya Tuhan pasti menolong dan menopang.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar