Renungan Harian Virtue Notes, 2 Agustus 2011
Kerugian Berkompetisi
Bacaan: Matius 5: 14
5: 14 Kamu adalah terang dunia.
Kita tidak boleh terjebak dalam kubangan kompetisi dengan agama lain, melalui usaha untuk membuktikan bahwa Allah kita paling benar dengan menggunakan ukuran kuasa fisik. Pandangan bahwa Allah mana yang benar dilihat dari kekuatan kuasanya seperti menurut agama-agama pada umumnya adalah kebodohan yang mengarah kepada penyimpangan.
Orang Kristen yang berfokus hanya pada kekuatan kuasa fisik Allah akan terjebak dalam penyimpangan tersebut, sehingga perhatiannya teralih dari panggilan hidup yang seharusnya kepada kuasa fisik dan mukjizat. Padahal orang percaya dipanggil untuk menuju terang Ilahi yang ajaib (1Ptr. 2:9). Terang Ilahi yang ajaib itu adalah sebuah perilaku umat pilihan yang berkualitas sangat tinggi.
Kita juga mengingat sabda Tuhan Yesus, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” Kita dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang Kristus yang ajaib, dan kita membawa terang Kristus tersebut dalam kehidupan kita: dalam apa yang kita pikirkan, apa yang kita lakukan, dan apa yang kita katakan. Suatu perilaku menakjubkan yang memukau lingkungan kita.
Dengan hidup sebagai terang Kristus bagi dunia ini, kita memberikan kesaksian mengenai perbuatan besar dari-Nya. Kita menunjukkan bahwa kita yang dahulu orang berdosa kini telah diubahkan secara luar biasa. Ini jelas suatu perbuatan besar yang tidak bisa dilakukan oleh allah lain. Ini perbuatan dan mukjizat yang lebih besar daripada mukjizat fisik, yang sekalipun tampak spektakuler di mata manusia, tetapi bisa juga dilakukan oleh allah lain sehingga bukan ciri-ciri Allah yang benar.
Jadi kompetisi dengan agama lain berdasarkan ukuran kuasa fisik tidak menguntungkan bagi umat Tuhan. Pertama, umat memiliki kebanggaan yang kekanakkanakan, sebab hal yang dibanggakan itu juga bisa dilakukan oleh allah lain. Kedua, umat menjadi tidak bertanggung jawab, sebab segala sesuatu hendak diselesaikannya dengan keajaiban Tuhan. Ini merusak mental umat dan mendorong mereka tak mau mengembangkan diri untuk mengatasi kesulitan hidup. Ketiga, mukjizat bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau lembaga. Dan terakhir, yang paling parah adalah umat tidak terdorong untuk memiliki perilaku umat pilihan yang menakjubkan.
Sebagai ganti berkompetisi, marilah kita bersaksi melalui perbuatan baik yang tulus sesuai kehendak Allah, sehingga lingkungan kita melihat Kerajaan-Nya dan juga ingin mengenal Dia, satu-satunya Allah yang benar.
Tidak ada gunanya berkompetisi dengan agama lain menurut kuasa fisik; lebih penting mengembangkan perilaku umat pilihan yang menakjubkan.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar