RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Dipenuhi Tuhan

Renungan Harian Virtue Notes, 16 Agustus 2011

Dipenuhi Tuhan



Bacaan: Yohanes 6: 38


6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.



Orang yang menyangkal diri harus larut dalam ketaatan kepada apa pun yang dikehendaki dan direncanakan oleh Allah Bapa. Dengan demikian kita semestinya tidak lagi memiliki visi, cita-cita dan kehendak sendiri. Semua yang ada pada minat dan niat kita harus kita salin dari Tuhan. Visi yang Tuhan berikan menjadi visi kita; cita-cita yang Tuhan berikan menjadi cita-cita kita. Jiwa kita menjadi bejana di mana Tuhan menuangkan kehendak dan rencana-Nya.


Sekalipun Ia mengingini kita menyalin kehendak-Nya, Ia tidak mau memaksa kita. Kitalah yang harus dengan rela membuka diri dan berkata, “Tuhan, penuhi aku dengan diri-Mu.” Dipenuhi Tuhan artinya kehendak-Nya dicurahkan dalam jiwa kita, sehingga pikiran dan perasaan kita dikuasai oleh Tuhan.


Mungkin kita lantas bertanya, apakah kehidupan seperti itu wajar, sebab bukankah manusia diciptakan Tuhan dengan kehendak bebas? Benar, Tuhan menciptakan manusia dengan kehendak bebas, tetapi kehendak bebas kita haruslah digunakan ntuk memilih melakukan kehendak Penciptanya. Dalam hal ini Allah Sang Pencipta berhak menuntut ciptaan-Nya untuk melayani diri-Nya. Bila kehendak bebas manusia dipakai untuk melayani diri sendiri berarti manusia menempatkan dirinya sebagai pemberontak, tidak menempatkan diri sebagai hamba.


Kalau kita menyangkal diri dengan benar, yaitu memadamkan segala cita-cita, visi dan kehendak pribadi, terbukalah kesempatan untuk mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya dengan sukarela. Sebab keinginan diri sendiri tak akan pernah bisa dipuaskan, dan sebagai akibatnya orang akan bergerak tiada henti dan akhirnya terbelenggu oleh keinginannya sendiri. Ia tidak mempunyai waktu untuk Tuhan; semua untuk dirinya sendiri. Tuhan pun disembah hanya supaya memuaskan keinginannya sendiri. Seolah-olah Tuhan ada untuk dirinya bukan dirinya ada untuk Tuhan. Orang-orang seperti ini akan sesat oleh keinginan dan ambisinya sendiri sampai ia menutup mata, pulang ke keabadian dengan tangan kosong.


Dengan dipenuhi Tuhan, kita memadamkan keinginan dalam bentuk apa pun dan bagaimanapun yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Hidup seperti ini memang pada mulanya sulit bahkan rasanya mustahil, tetapi yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Tuhan. Kalau dibiasakan, kita akan mudah melakukannya, dan itu menjadi kesenangan, sebab sungguh suatu kehormatan kalau kita hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah. Adalah anugerah bila kita diperkenankan-Nya melayani perasaan dan kehendak-Nya dalam segala hal.



Kehendak bebas kita harus digunakan untuk memilih melakukan kehendak Allah.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger