Renungan Harian Virtue Notes, 11 Agustus 2011
Berjaga-jaga Senantiasa
Bacaan: Matius 25: 1-13
25:1
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,
25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.
Bila berbicara mengenai hidup dibalik kubur, banyak orang menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak realistis. Pada umumnya mereka berpikir bahwa kehidupan di balik kubur seyogyanya dipikirkan kalau sudah berusia lanjut, sebab itulah satu-satunya gejala mendekati kematian. Padahal kematian bisa menjemput setiap orang tanpa mengenal usia. Renungkanlah dengan serius: tidak ada seorang pun kebal terhadap realitas kematian.
Kita ada di dunia dimana kematian bisa terjadi selangkah ke depan. Memang kalau sudah terlalu lama tidak memikirkan hal-hal kekekalan, maka kita tidak akan sanggup memikirkannya, walau sudah ada di ujung maut. Jebakan Iblis ini telah menjatuhkan banyak orang. Jangan sampai hal ini menggiring kita ke pembantaian abadi.
Banyak orang berpikir, kalau mulai sekarang sudah memikirkan kekekalan, maka ia tidak akan bisa menikmati hidup di bumi sekarang ini. Karena itu lebih baik menikmati hidup dulu, tidak usah berpikir soal apa yang terjadi sesudah mati. Di lain pihak, orang berpikiran, tidak perlu memikirkan kekekalan, sebab nanti jadi tidak bersemangat mengembangkan diri, potensi dan talenta yang ada padanya. Juga ada yang takut menjadi aneh, tidak normal dan dianggap fanatik atau ekstrem, nanti bisa tidak diterima oleh masyarakat.
Itu semua tidak benar, sebab jikalau kita memikirkan fakta ini, justru kita akan menjadi sangat realistis. Kita bisa menikmati hidup ini dengan benar dan wajar. Kita juga bergairah untuk mengembangkan semua potensi yang dipercayakan Tuhan kepada kita, sebab di langit dan bumi yang baru nanti semua potensi tersebut akan dikembangkan dan digunakan untuk mengelola kehidupan yang akan datang.
Dengan pikiran yang salah ini, banyak orang seperti lima gadis bodoh yang tidak memiliki persediaan minyak. Mereka tidak memiliki sikap berjaga-jaga. Sebelum mempelai datang, mereka tenang saja, padahal itu ketenangan semu. Biasanya perumpamaan mengenai gadis yang bodoh dan bijaksana ini hanya digunakan untuk mengingatkan tentang akhir zaman, padahal kalau kita mati, itu sudah akhir zaman bagi kita. Setelah kematian, kita tidak akan memiliki kesempatan untuk bertobat dan mengubah nasib lagi. Kristus pasti datang kedua kalinya, atau kita keburu masuk ke liang kubur sebelum peristiwa itu. Oleh sebab itu kita harus terus-menerus bersikap berjaga-jaga, yaitu selalu mengusahakan hidup yang dikenan-Nya (2 Kor. 5:9–10).
Setelah kematian kita tidak memiliki kesempatan untuk bertobat dan mengubah nasib, karena itu berjaga-jagalah senantiasa.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar