RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Menyangkal Diri Adalah Paket Utama

Renungan Harian Virtue Notes, 14 Agustus 2011

Menyangkal Diri Adalah Paket Utama



Bacaan: Matius 16: 24


16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.



Tuhan Yesus tegas mengatakan, menyangkal diri merupakan syarat utama untuk mengikut-Nya, guna menerima keselamatan yang disediakan-Nya. Menyangkal diri bukan paket tambahan, tetapi paket utama. Namun banyak orang tidak memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan menyangkal diri itu. Kalau paket utama sudah salah dimengerti, bagaimana mungkin kita mengikut Tuhan Yesus dengan benar?


Oleh sebab itu setiap orang Kristen harus mempersoalkan dengan serius, apa yang dimaksud menyangkal diri itu, dan apakah kita sudah benar-benar melakukannya. Menyangkal diri adalah sebuah “harga” yang harus dibayar untuk mengikut Tuhan Yesus dengan benar. Kalau tidak berani membayar harganya, berarti tidak akan memperoleh keselamatan secara penuh; bahkan bisa-bisa tidak akan pernah mengerti dan memiliki keselamatan yang dikerjakan Tuhan Yesus di kayu salib. Amin bahwa keselamatan itu adalah anugerah Allah dan bukan usaha manusia, tetapi jika kita menafikan keharusan menyangkal diri, maka kita tidak akan pernah menjadi pengikut Yesus. Kuasa kegelapan terus berusaha untuk menutup-nutupi dan menggelapkan pengertian yang benar mengenai hal ini, agar orang tidak pernah mengikut Tuhan Yesus dengan benar.


Selama ini menyangkal diri dimengerti sebagai sekadar usaha untuk menolak dosa, yang dipahami sebagai segala perbuatan yang melanggar hukum atau melanggar etika. Menyangkal diri model ini memang akan menghasilkan orang-orang baik dan santun di kalangan orang Kristen dan di masyarakat, tetapi mereka belum memenuhi syarat sebagai warga Kerajaan Surga yang menyenangkan hati Tuhan. Orang-orang seperti ini akan merasa puas dengan Kekristenan yang telah mereka capai, dan akhirnya mereka mengalami stagnasi dalam pertumbuhan iman.


Sejatinya iman adalah penurutan terhadap kehendak Allah, dan kehendak Allah tidak bisa dan tidak cukup diwakili oleh hukum, peraturan atau nilai-nilai etika. Kehendak Allah adalah segala hal yang diingini oleh Tuhan dalam pikiran dan perasaan-Nya. Dengan memahami ini kita bisa mengerti bahwa menyangkal diri adalah kesediaan untuk melepaskan semua pola berpikir, filosofi dan cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Pemahaman ini melampaui apa yang dimengerti sebagai melakukan hukum, peraturan atau memahami nilai-nilai etika serta kesantunan hidup. Dengan menyangkal diri, kita memahami pikiran dan perasaan Tuhan serta hidup di dalamnya dengan sukacita dan kerelaan.



Jika kita merasa diri kita pengikut Kristus, mari kita menyangkal diri.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger