Renungan Harian Virtue Notes, 24 Agustus 2011
Berkat Rohani Di Dalam Surga
Bacaan: Efesus 1: 3-5
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus
1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih
1:5 Dalam kasih
Injil adalah Kabar Baik: Tuhan hendak melaksanakan kembali apa yang pernah dikehendaki-Nya, yaitu menciptakan makhluk yang berkualitas seperti diri-Nya. Itulah sebabnya Ia berusaha mengembalikan manusia kepada proses penyempurnaan, kembali kepada rancangan-Nya semula. Inilah keselamatan yang sejati yang ditawarkan-Nya, bukan sekadar terhindar dari neraka. Apalagi kalau keselamatan dipelesetkan sebagai pemenuhan kebutuhan jasmani, akibatnya bukan selamat, malah binasa.
Dalam kehidupan kita sebagai umat Perjanjian Baru, kita bisa memilih, mau menuju kesempurnaan yang tiada tara atau kerusakan yang tiada tara. Seperti dalam ay. 3, Paulus menyebut adanya berkat rohani di dalam surga. Berkat rohani dalam surga ini tidak boleh dipelesetkan sebagai berkat di surga yang dapat diklaim untuk turun ke bumi seenak hati kita, karena yang dimaksud oleh Paulus adalah berkat yang dapat diraih melalui kehidupan kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya (ay. 4). Kehidupan inilah yang memungkinkan kita menjadi anak-anak Allah (ay. 5).
“Segala berkat rohani di dalam surga” aslinya ditulis πάσῃ εὐλογίᾳ πνευματικῇ ἐν τοῖς ἐπουρανίοις (pasé evloyía pnevmatiké en tīs epurani’īs). Arti harfiahnya adalah “segala berkat rohani di dalam tempat-tempat di atas langit biru”. Ini mengingatkan kita kepada perkataan Tuhan Yesus, “Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal” (Yoh. 14:2). Ini adalah bentuk berkat tertinggi, yang menanti kita di langit dan bumi baru kelak, bersama dengan Tuhan Yesus dalam Kerajaan-Nya
Allah sudah menyediakan kekayaan dalam bentuk kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus (Ef.1:18). Itu bertalian dengan perbuatan baik yang bisa dilakukan oleh orang percaya. Perbuatan baik itu berstandar Ilahi, bukan berstandar manusia. Sebab kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya (Ef. 2:10).
Maka sebagai anak-anak Allah, kita harus mengarahkan perhatian kita kepada Tuhan dan kerajaan-Nya. Ia sudah menyediakan berkat-berkat-Nya di dalam surga. Jika kita hidup dalam persekutuan yang terus-menerus dengan Bapa, maka kita akan senantiasa bersukacita di dalam Dia oleh hal ini. Namun kita harus mengikuti prosesnya yaitu proses keselamatan, di mana Tuhan menggiring umat kepada kesempurnaan-Nya. Proses ini harus diterima sebagai kabar baik, sebab inilah maksud Allah menciptakan manusia.
Berkat surgawi menanti kita yang menerima Injil, yaitu bagi kita yang bersedia untuk dipulihkan sesuai rencana-Nya semula.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar