RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Belenggu Keinginan Mata

Renungan Harian Virtue Notes, 30 Agustus 2011

Belenggu Keinginan Mata



Bacaan: Yakobus 4: 1-4


4:1. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?

4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.

4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.



Keinginan mata adalah belenggu jiwa yang bertalian dengan hasrat untuk memiliki fasilitas hidup yang dimiliki orang lain. Hal ini biasanya dianggap wajar. Hasrat ini akan menciptakan standar yang disebut sebagai kebutuhan, sampai orang tidak bisa lagi membedakan antara kebutuhan dan keinginan.


Yang seharusnya bukan kebutuhan pokok kini telah dirasa sebagai kebutuhan pokok, sebab dunia sekitar telah menetapkan standar hidupnya. Inilah dosa yang sekarang sangat kuat mencengkeram banyak orang. Dosa ini merupakan bagian penyakit jiwa a!uenza, yakni hasrat konsumerisme tanpa batas. Hari ini virus afluenza ditularkan oleh berbagai iklan dengan segala pesonanya.


Keinginan mata tidak hanya membelenggu orang non-Kristen. Banyak orang Kristen juga terbelenggu olehnya. Akibat dorongan keinginan mata, mereka pergi ke gereja dan mencari Tuhan bukan karena haus akan Tuhan atau untuk meneguk air kehidupan, melainkan untuk mencari kuasa supranatural yang sanggup memenuhi kebutuhan jasmani dan ambisinya.


Belenggu keinginan mata sangat kuat, bagai penjara yang mengurung orang Kristen. Bila sudah terjerat olehnya, sangat sulit bagi seseorang untuk bisa keluar. Sementara dosa-dosa yang berhubungan dengan kesusilaan sanksi hukumnya tinggi dan sanksi sosialnya nyata, tetapi dosa keinginan mata tidak ada sanksi sosial dan sanksi hukumnya. Itulah sebabnya banyak orang nyaman berkubang di dalamnya.


Belenggu jiwa ini tidak akan bisa membuat seseorang memiliki kecanduan rohani. Dosa yang bertalian dengan keinginan mata yang membelenggu jiwa ini akan memadamkan gairah surgawi, yaitu kehausan akan Allah. Sesungguhnya Firman Tuhan menunjukkan bahwa ibadah itu harus disertai rasa cukup (1Tim. 6:6) dan asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1Tim. 6:8). Oleh sebab itu kebutuhan hidup harus kita buat sebagai sesuatu yang relatif.


Sebagai anak Tuhan, kita harus memiliki kesungguhan untuk beranjak keluar dari kubangan afluenza ini. Kalau orang-orang non-Kristen bisa meninggalkan keterikatan dengan materi demi memperoleh ketenangan jiwa, anak-anak Tuhan harus lebih bisa melakukannya. Tidak perlu kita membiara atau menjadi pertapa. Sekalipun kita hidup di tengah masyarakat seperti orang lain, tetapi kita harus bisa melepaskan keterikatan ini. Jangan menyerah. Bulatkan tekad, sebab dengan hati yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, kita pasti mampu melepaskannya.



Kebutuhan hidup harus dibuat relatif, dan lepaskan diri dari belenggu keinginan mata.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger