RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Jalan Kesembuhan

Renungan Harian Virtue Notes, 20 Agustus 2011

Jalan Kesembuhan



Bacaan: Matius 9: 12


9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.



Sering Tuhan Yesus dipromosikan sebagai Tabib Agung yang mampu menyembuhkan segala penyakit jasmani. Tetapi jarang terdengar kebenaran yang lebih penting, yaitu bahwa Tuhan Yesus adalah Tabib Agung yang ingin menyembuhkan kita, manusia berdosa yang sedang sakit jiwanya. Penyakit jiwa yang dialami seluruh manusia itu sudah ada pada Lucifer, dan jika kita tidak serius mengikuti jalan kesembuhan yang disediakan Tuhan, dipastikan ujung nasib kita akan sama dengan Lucifer. Karena itu kita membutuhkan jalan kesembuhan yang berdampak abadi.


Proses waktu untuk menyembuhkan penyakit jiwa ini sangatlah terbatas dan hanya satu kali kesempatan hidup saja. Dengan rendah hati setiap kita harus menyadari diri kita sakit, sebab hanya orang sakit yang membutuhkan tabib. Beruntunglah kalau orang sakit mengenali dirinya sakit dan segera berupaya untuk kesembuhannya, jika tidak maka penyakit tersebut akan membinasakannya.


Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan manusia yang sakit kecuali dengan menyangkal diri. Manusia yang sakit adalah manusia yang melayani diri sendiri, egois, oportunis, maunya dilayani saja, dan berbagai kerusakan lainnya. Intinya, tidak mau menjadi makhluk ciptaan seperti yang dikehendaki oleh Allah Bapa. Tuhan Yesus mau menyembuhkan penyakit ini dengan memberikan jalan penyangkal-an diri, agar orang percaya menemukan dirinya sebagai makhluk ciptaan yang dibebaskan dari kerusakannya.


Ternyata Tuhan tidak menggunakan cara cepat dan mukjizat untuk menyembuhkan kita yang sakit. Ia mengorbankan diri-Nya agar manusia bisa kembali kepada rancangan-Nya, tetapi Ia tidak memaksa manusia. Manusia yang menjadi objek keselamatan itu harus mau dan bersedia dikembalikan kepada rancangan-Nya. Jangan kita berpikir bahwa pemulihan atau kesembuhan jiwa bisa terjadi secara otomatis, seakan-akan cukup mengaku percaya saja kita sudah bebas. Manusia yang hendak disembuhkan harus memberikan respon yang memadai.


Ingat sabda Tuhan Yesus, “Tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk. 14:33). “Segala miliknya” juga mencakup seluruh kehidupan kita. “Dilepaskan” disini sama dengan disangkal. Semua keinginan dan cita-cita pribadi kita harus kita tanggalkan. Tanpa penanggalan semua ikatan dalam jiwa, kita tidak akan mengalami kesembuhan. Dengan demikian kesembuhan jiwa menuju pertumbuhan iman sangat bersyarat, dan kita harus membayar harganya.



Penyangkalan diri adalah satu-satunya jalan kesembuhan agar kita dapat kembali menemukan rancangan-Nya dalam diri kita.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger