Renungan Harian Virtue Notes, 31 Mei 2011
Berjuang Untuk Mengerti
Bacaan: Matius 13: 18-23
13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Dalam penjelasan mengenai perumpamaan tentang penabur, Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang hidupnya berbuah adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan mengerti (ay. 23). Perhatikan perubahan dari mendengar menjadi mengerti di sini.
Ini juga berhubungan dengan Rm. 10:17, yang menyatakan bahwa iman datang dari pendengaran yang berasal dari Firman Kristus. Seseorang tidak dapat mendadak beriman jika mendengar saja tanpa mengerti. Tidak ada orang yang bisa percaya dengan benar, tanpa mengerti apa yang dipercayainya itu. Percaya adalah landasan besarnya, yang dipercayai akan menjadi terbukti benar dan diterima sebagai kebenaran yang melekat dalam kehidupan seseorang ketika seseorang mengerti.
Orang yang sudah melihat bukti bahwa lima kali lima sama dengan dua puluh lima tidak akan membantah fakta itu lagi. Tetapi bagi mereka yang belum melihat buktinya, mungkin masih ragu. Itulah sebabnya ada orang-orang yang meninggalkan iman Kristennya; umumnya mereka belum mengalami pembuktian imannya dengan benar. Orang percaya harus memiliki alasan atau dasar atas apa yang dipercayainya. Kekristenan bukan asal percaya, melainkan kepercayaan yang didukung oleh fakta-fakta rasional, yang harus ditangkap dengan pengertian yang lengkap.
Kata “mengerti” dalam teks tersebut dalam bahasa aslinya adalah συνίημι (synyēmi) yang artinya adalah “mengumpulkan fakta”, “mengerti”, “memahami”, dan secara implikasi, “menjadi bijak”. Kita tidak bisa menjadi bijak tanpa memahami apa yang kita dengar atau baca. Oleh sebab itu kita harus berusaha mengerti apa yang kita percayai, sehingga memperoleh jawaban yang kokoh mengenai mengapa kita harus memercayainya.
Ternyata berapa banyak buah yang dihasilkan tergantung sejauh mana ia memahami kebenaran. Tiga puluh, enam puluh dan seratus kali lipat itu menunjukkan kedalaman seseorang mengenal Tuhan. Ini memengaruhi kualitas hidupnya, yakni kesucian hidupnya.
Ingat, Tuhan Yesus menyatakan, bukan orang yang memanggil Dia Tuhan yang akan masuk Surga, melainkan yang melakukan kehendak Bapa (Mat. 7:21). Bagaimana kita bisa melakukan kehendak Bapa, kalau kita tidak mengerti kehendak-Nya? Bagaimana kita bisa mengerti kehendak-Nya, kalau tidak berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mengerti? Karena itu marilah kita berkomitmen untuk berusaha mengerti apa yang kita percayai.
Orang yang percaya dengan benar pasti mengerti apa yang dipercayainya.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar