Renungan Harian Virtue Notes, 5 Mei 2011
Fantasi Belaka
Bacaan: 1 Yohanes 2: 15-17
2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Dalam kesesatannya, manusia menghargai dan memberi nilai dirinya dengan materi. Ini tak ubahnya suatu pengkhianatan kepada Tuhan. Seharusnya Tuhanlah segalanya dalam hidup ini, tetapi manusia menjadikan materi sebagai segalanya. Kalau bukan Tuhan yang menjadi nilai kehidupan tertinggi, berarti Iblislah yang menjadi nilai tertinggi kehidupan, sebab Iblis merepresentasikan dirinya dengan materi sebagai umpannya. Umpan itu telah berhasil membinasakan banyak orang.
Umpan Iblis tersebut telah mengkristal menjadi budaya yang telah menggiring manusia pada semangat konsumerisme dan materialisme. Manusia memberi nilai pada dirinya dengan apa yang melekat di tubuhnya dan segala kehormatan yang dipikirnya dapat disandangnya. Misalnya, seseorang mengenakan cincin berlian seharga satu milyar rupiah. Ia merasa dirinya berharga, terhormat dan keren. Sesungguhnya semua itu hanya ada dalam fantasinya, dalam pikirannya sendiri. Itulah keangkuhan hidup. Kalau orang lain mengetahui harga berlian tersebut lalu menghargainya atau bahkan memujinya, itu pun fantasi saja.
Bukti bahwa semua itu hanya fantasi tampak dari kenyataan berikut. Seandainya belakangan hari berlian seharga satu milyar tersebut ternyata terbukti berlian palsu seharga lima ratus ribu rupiah. Apakah orang itu masih mau mengenakannya dengan rasa berharga dan terhormat yang sama? Kemungkinan besar ia malu untuk mengenakannya lagi, sebab merasa terhina mengenakan cincin berlian palsu.
Demikian hebatnya sebentuk cincin bisa membuat seseorang merasa berharga; padahal untuk cincin semahal itu, ia harus mempertaruhkan segenap hidupnya, bahkan menghalalkan segala cara. Tidak sedikit orang—yang bahkan menyebut dirinya Kristen—membuat orang lain menderita atau menjadi korban untuk mengejar materi. Demi materi, sering manusia menjadi serigala bagi sesamanya (homo homini lupus).
Menghabiskan waktu umur hidup untuk segala sesuatu yang bersifat fantasi adalah hampa, kosong dan sia-sia. Inilah cara Iblis merusak kehidupan manusia demi kebinasaannya, yaitu menanamkan keangkuhan hidup. Orang yang ada dalam keangkuhan hidup tidak akan dapat mengasihi atau menghormati Bapa. Banyak manusia telah terjebak di dalamnya. Kalau gaya hidup seperti ini masih kita miliki, marilah kita bertobat. Jangan mau dijebak Iblis untuk mengikutinya ke dalam api kekal.
Memberi nilai diri melalui materi hanya fantasi; menghabiskan waktu untuk materi adalah jebakan Iblis.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar