Renungan Harian Virtue Notes, 4 Mei 2011
Kemuliaan Palsu
Bacaan: 1 Korintus 2: 14-16
2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
2:15 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
2:16 Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Ada dua pilihan yang diperhadapkan kepada manusia; tak ada manusia yang terhindar darinya: terang atau gelap; kemuliaan kekal atau kehinaan kekal; hidup kekal atau binasa kekal; menjadi sekutu Tuhan atau menjadi sekutu setan. Berarti kalau ada manusia yang tidak berminat untuk dipermuliakan sebagai anak-anak Allah, menjadi anak siapa? Tak diragukan lagi, menjadi anak Iblis.
Dalam proyek penyelamatan-Nya, Allah berusaha mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya, supaya menerima kembali kemuliaan sebagai anak-anak Allah. Namun di pihak lain Iblis berusaha agar manusia tetap hina, tidak dipulihkan dan tidak dipermuliakan sebagai anak-anak Allah. Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk menggagalkan proyek keselamatan itu. Ia berusaha agar manusia masuk ke dalam persekutuan kekal dengan dirinya. Itulah sebabnya iblis menawarkan “kemuliaan” yang lain, “keselamatan” yang lain yang sebenarnya adalah kebinasaan.
Kemuliaan lain yang ditawarkan Iblis itu adalah kemuliaan dunia ini. Iblis memiliki otoritas untuk memberikan kekayaan dunia ini dan segala kemuliaannya (kehormatan dari manusia) kepada siapa saja yang dikehendakinya. Ini fakta; itulah sebabnya Tuhan Yesus tidak membantah ketika Iblis menyatakan bahwa ia memiliki otoritas itu dalam dialognya dengan Tuhan Yesus saat ia mencobai Yesus di padang gurun (Lukas 4: 6).
Kemuliaan dunia ini merupakan umpan yang sangat menarik bagi manusia yang telah jatuh dalam dosa. Hampir semua manusia telah terjebak oleh jebakan Iblis tersebut; tidak hanya orang-orang di luar gereja, tetapi juga orang-orang di dalam gereja, termasuk aktivis gereja, majelis dan rohaniwan. Kegagalan Yudas Iskariot adalah potret dari rohaniwan yang jatuh terjebak Iblis.
Iblis menyembunyikan akhir dari kemuliaan dunia yang ditawarkannya, yaitu menyeret semua yang menerima kemuliaan itu darinya ke dalam lembah pembantaian, yakni neraka. Yang disebutnya keselamatan sesungguhnya adalah kebinasaan.
Dengan mengerti hal ini, seharusnya kita memeriksa diri kita, sejauh mana keterikatan kita dengan dunia ini? Seberapa dalam kita telah jatuh? Bila kita menyadari kesalahan kita, maka kita harus bertobat. Kita harus mengambil prinsip bahwa hidup manusia tidak tergantung dari kekayaan. Kita hidup tidak untuk berjuang mencari nafkah guna menyambung umur hidup, tetapi berusaha bagaimana menjadi murid Tuhan Yesus untuk kembali memiliki kemuliaan yang telah diberikan Tuhan bagi kita yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Kita harus tegas berkata “Tidak” kepada kemuliaan palsu yang ditawarkan oleh Iblis, yaitu kemuliaan dunia ini.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar