Renungan Harian Virtue Notes, 20 Mei 2011
Masalah Menjadi Berhala
Bacaan: Roma 8: 26-28
8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Tentu kita setuju bahwa dalam hidup ini kita pasti menghadapi berbagai masalah atau problem. Masalah adalah segala sesuatu yang membuat hidup ini terasa kurang nyaman. Menjalani hidup ini tidak terasa mulus dan lancar. Masalah juga merupakan sesuatu yang bisa menyita rasa aman, damai dan kesejahteraan.
Hidup dengan masalah itu tidak enak, demikianlah pada umumnya pandangan orang. Itulah sebabnya, sebisa-bisanya orang menjauhi dan menghindari masalah. “Oh, betapa bahagianya hidup tanpa masalah,” demikian suara hati banyak orang—kalau harus jujur. Untuk bisa memiliki kehidupan tanpa masalah, banyak orang Kristen ke gereja, sebab meyakini bahwa Tuhan adalah solusinya. Mereka berpikir, Tuhan bisa memberikan kelapangan hidup tanpa problem. Sungguh, ini suatu pemikiran yang salah. Sebab saat kita mengikut Kristus, masalah-masalah dalam hidup bisa dijadikan kuk oleh-Nya demi pendewasaan kita (Mat. 11:28–29).
Namun memang masalah-masalah yang mengganggu pikiran dan perasaan kita bisa dijadikan alat oleh Iblis untuk menyimpangkan fokus kita dalam bertumbuh mengenal Tuhan. Caranya dengan membuat kita selalu memikirkan masalah tersebut; jiwa kita menjadi terikat, dan akhirnya masalah menjadi berhala dalam jiwa kita. Akibat terjebak dalam kebodohan ini amat fatal, sebab selain terganggunya kehidupan rohani, kehidupan fisik dan psikisnya juga terganggu.
Sebagai anak Tuhan yang bertumbuh dewasa, seharusnya kita memandang masalah sebagai alat Tuhan untuk mendewasakan rohani kita. Masalah kita pandang sebagai vitamin rohani atau nutrisi jiwa yang baik. Harus selalu diingat bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Kalau rambut kepala kita terhitung oleh Tuhan, itu berarti Tuhan sangat teliti memperhatikan hidup kita ini. Sebagai anak-anak yang dipersiapkan Bapa untuk dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus Kristus, dengan rela kita harus menerima bahwa masalah bukanlah gangguan atas hidup ini; bukan perampas kesejahteraan hidup ini. Kita yakin Tuhan turut bekerja dalam segala hal—termasuk segala masalah yang kita hadapi—untuk mendewasakan kita.
Jadi, masalah merupakan sarana Bapa di Surga untuk membentuk kita menjadi anak-anak-Nya yang serupa dengan Tuhan Yesus Kristus. Karena itu kita tidak perlu merasakan bahwa mengikut Yesus akan susah dan dirundung masalah, sebab Tuhan tidak akan mengizinkan suatu problem melampaui kekuatan kita. Dengan kebijaksanaan-Nya Ia mengukur seberapa mampu kita memikul suatu beban.
Jangan jadikan masalah sebagai berhala di jiwa kita; sebaliknya pandanglah masalah sebagai alat Tuhan untuk mendewasakan rohani kita.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar