RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Mengasah Pikiran

Renungan Harian Virtue Notes, 29 Mei 2011

Mengasah Pikiran



Bacaan: Roma 12: 1-2


12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.



Alkitab mengatakan bahwa akal budi atau pikiran harus berperan dalam kehidupan iman. Orang percaya harus berusaha untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan supaya cerdas dan bijaksana. Pikiran yang dioptimalkan akan membuahkan pengertian terhadap kehendak Tuhan: apa yang baik, yang dikenan Allah dan yang sempurna (Rm. 12:1–2). Dengan inilah kita dapat menjadi manusia seperti yang dikehendaki oleh Tuhan, yang karenanya Ia menyelamatkan kita.


Oleh karena itu orang yang mau mengenal Tuhan dengan benar harus aktif, rajin, giat bekerja, berusaha hidup dengan tertib, menjaga kesehatan, dan memanfaatkan fasilitas yang mendukung untuk mengembangkan pikirannya.


Untuk menjadi cerdas dan bijaksana, ada dua sarana yang dibutuhkan, yaitu dari dirinya sendiri (faktor internal) dan juga dari luar dirinya (faktor eksternal). Faktor internal bekerja lebih dahulu, baru faktor eksternal efektif akan mendukung. Kalau faktor internal sudah tidak memadai—tidak aktif, tidak rajin, tidak giat, tidak hidup tertib dan tidak sehat—maka berbagai sarana eksternal pun menjadi sia-sia.


Jadi tanggung jawab kita adalah memperhatikan dan mengutamakan faktor internal; faktor eksternal akan disediakan oleh Tuhan. Ia memberikan kita jalan untuk dapat mengakses berbagai sarana eksternal, berupa buku-buku, CD/DVD, pengajaran Firman Tuhan secara langsung, dan lain sebagainya. Sekecil apa pun sarana yang diberikan Tuhan pasti akan sangat berguna untuk membuat kita semakin bertumbuh dalam pengenalan akan-Nya.


Di pengadilan Tuhan nanti, kita tidak bisa berkata, “Kalau saya tahu ternyata demikian, saya akan melayani Engkau dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu,” sebab Tuhan akan menjawab, “Bukankah Aku telah menyediakan sarana-sarana bagimu untuk mengenal-Ku?” Tidak memanfaatkan sarana yang diberikan-Nya berarti tidak pernah mengenal-Nya.


Jadi pikiran harus diasah. Kita harus terus berupaya mencerdaskan pikiran secara berkesinambungan. Pengasahan tersebut melalui belajar, belajar dan belajar. Tidak ada manusia yang bisa menjadi cerdas dan bijaksana mendadak. Pengasahan pikiran adalah tanggung jawab yang harus terus ditunaikan oleh setiap individu dengan serius. Modal dasar kecerdasan merupakan anugerah Tuhan, tetapi tanpa diasah, berarti kita menyia-nyiakan anugerah kecerdasan yang Tuhan berikan. Di sini menjadi cerdas dan bijaksana juga merupakan pilihan, sebagaimana menjadi tua memang otomatis, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan dan perjuangan.



Tidak ada cara lain untuk mencerdaskan pikiran agar kita bisa mengenal Tuhan dengan benar, selain belajar dengan memanfaatkan sarana yang diberikan-Nya.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger