Renungan Harian Virtue Notes, 24 Mei 2011
Tidak Pernah Berhenti Di Satu Level
Bacaan: Matius 6: 25
6:25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Rusaknya dunia ini membuat manusia tidak menghargai dirinya sendiri. Ini merupakan prestasi besar kuasa kegelapan yang berhasil menipu manusia. Manusia menghargai dirinya melalui menyejajarkannya dengan lembar-lembar rupiah, mobil, rumah, gelar, pangkat dan lain sebagainya. Demi hal-hal tersebut orang bisa mengorbankan keselamatan jiwanya.
Kita harus sadar bahwa dunia tidak boleh menentukan standar hidup kita. Contohnya, harus memiliki rumah pribadi, harus memiliki kendaraan pribadi roda empat, pakaian harus up-to-date, makan harus ada dagingnya, dan sebagainya. Tidak ada untungnya kita mengikuti standar tersebut, sebab itu tidak membuat kita lebih berharga. Bukan itu yang membuat kita berharga di mata Tuhan.
Tidak salah kalau kita memiliki itu semua, sesuai dengan porsi berkat yang telah kita terima dari Tuhan. Tetapi kalau kita menjadikannya sebagai kenikmatan hidup, berarti kita sudah ditawan oleh kuasa kegelapan. Iblis menggunakan standar hidup ini untuk menggiring orang ke dalam kegelapan abadi, sebab standar hidup dunia sesungguhnya tidak pernah berhenti di satu level. Manusia akan berusaha bergerak terus, untuk meraih level yang lebih tinggi. Dari jalan kaki, kemudian menuntut bisa naik sepeda, lalu naik motor, berikutnya naik mobil, lalu mau memiliki kapal pesiar, selanjutnya jet pribadi, akhirnya mati tanpa sempat menjadi kekasih Tuhan. Manusia merasa levelnya naik, padahal di mata Tuhan sesungguhnya turun sampai menjadi tidak berharga sama sekali, dengan kata lain, binasa.
Sesungguhnya kalaupun kita tidak hidup sesuai dengan standar hidup dunia, kita tidak menjadi kurang berharga. Kita tidak akan kurang bahagianya. Kita masih bisa menikmati dunia ini secara utuh, sebab bila kita bersama Kristus, segalanya itu indah. Untuk itu kita harus melatih diri dan belajar, agar suasana jiwa kita tidak ditentukan oleh apa kata dunia di sekitar kita. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1Tim. 6:8) sebab hidup itu lebih berharga daripada makanan, dan tubuh itu lebih berharga daripada pakaian.
Seperti Kristus yang menang atas pencobaan Iblis yang menggunakan umpan keindahan dunia untuk menjerat-Nya (Luk. 4:5–8), kita juga harus menang. Jangan mengejar level kenikmatan hidup yang lebih tinggi, sebab itu perangkap Iblis. Namun kita harus menggantinya dengan tidak pernah berhenti di level kedewasaan rohani yang sama. Dalam hal ini kita tidak boleh puas. Kita harus berusaha meraih level kedewasaan yang lebih tinggi sampai di akhir hidup kita.
Suasana jiwa kita tidak boleh ditentukan oleh apa kata dunia di sekitar kita.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar