Renungan Harian Virtue Notes, 22 Mei 2011
Variasi Kehidupan Tanpa Akhir
Bacaan: 1 Timotius 6: 6-10
6:6. Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Adalah fakta dalam kehidupan ini bahwa kita menjumpai manusia sebagai makhluk yang terus bergerak untuk mencari variasi kehidupan. Manusia mudah bosan dengan segala rutinitas yang ada. Ia selalu mencari sesuatu yang melampaui apa yang sudah ada.
Orang yang hobi berbelanja tak akan betah lebih tiga hari tinggal di rumah tanpa jalan-jalan ke mal. Bila sudah bosan ke mal, ia berusaha mencari kesibukan lain. Ada lagi orang lain yang hobinya memelihara binatang piaraan, koleksi jam tangan, gonta-ganti mobil dan sebagainya. Mereka yang tinggal di kota besar dan berkesempatan meraih lebih banyak lebih mudah terjerat gaya hidup seperti ini.
Yang perlu diperhatikan adalah, manusia pada umumnya tidak akan puas dengan jumlah dan merek yang ada. Mereka akan selalu tergoda untuk memiliki yang baru. Ini berlangsung terus-menerus sampai menjadi belenggu yang mengikat mereka sampai jantung berhenti berdetak. Mereka menjadi mangsa dan bulan-bulanan kuasa kegelapan yang mudah digiring menuju api kekal. Dalam hal ini kita memahami mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa orang kaya sukar masuk Kerajaan Surga.
Demikianlah pada umumnya orang mencari variasi kehidupan dengan hal-hal yang berkenaan dengan kesenangan duniawi, tanpa memedulikan Tuhan. Mereka telah terbelenggu dengan pemikiran seolah-olah hidup ini hanya sekali di bumi ini, sehingga tidak mengharapkan dunia lain. Orang yang terus-menerus mencari variasi kehidupan dari fasilitas materi mudah terjebak sampai tidak bisa terlepas lagi. Hatinya sudah tidak pernah bisa menikmati kehadiran Tuhan. Kebaktian hanya menjadi hiasan sementara waktu dalam jiwanya, yaitu pada hari Minggu saja. Bahkan mereka ke gereja pun dalam rangka agar dapat meraih berkat duniawi tersebut.
Ini berbeda dengan orang-orang yang haus dan lapar akan kebenaran. Tuhan menjadi kesukaan hatinya senantiasa. Dengan mengejar kebenaran, kita merasakan apa yang telah kita miliki selalu sudah cukup, sudah memuaskan, dan tidak membosankan. Tidak perlu kita mengejar variasi kehidupan secara berlebihan. Kalaupun memiliki materi banyak, kita akan menggunakannya untuk kepentingan pekerjaan Tuhan. Kalau kita seperti ini, barulah bisa menjadi kekasih Tuhan. Itu tidak berarti kita tidak boleh menikmati hidup. Kita harus bekerja sebaik-baiknya, dan Tuhan juga akan memberikan perlindungan-Nya secara khusus agar kita bisa menikmati hidup ini secara proporsional. Betapa indahnya hidup ini kalau diisi dengan kerinduan mengenal Tuhan yang semakin dalam dari yang sudah ada.
Dengan senantiasa mengejar kebenaran, kita akan terhindar dari jerat mengejar variasi kehidupan.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar