RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

0

Kebebasan Dan Belenggu

Renungan Harian Virtue Notes, 19 April 2011

Kebebasan Dan Belenggu



Bacaan: Lukas 22: 3-6


22:3 Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.

22:4 Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka.

22:5 Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya.

22:6 Ia menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak.



Sebagai orang merdeka, kita tidak ada di bawah dominasi atau kekuasaan siapa pun, kecuali Tuhan. Tetapi kita harus memilih untuk terikat kepada Tuhan, atau kepada Iblis. Manusia tidak mungkin hidup tanpa ikatan ini. Sebelum kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita diikat belenggu Iblis. Setelah kita dimerdekakan oleh Kristus, kita harus diikat juga, oleh “belenggu” Tuhan.


Kalau kita tidak mau diikat oleh “belenggu” Tuhan, berarti kita memilih untuk jatuh lagi ke dalam kekuasaan Iblis, dan Iblis membelenggu kita lagi. Seperti Yudas Iskariot yang pernah mengiring Yesus dan pernah juga mengaku Yesus sebagai Tuhan, tetapi ternyata masih bisa dikuasai Iblis.


Berarti kebebasan yang kita miliki bukanlah bebas sebebas-bebasnya, tetapi kebebasan yang terbatas. Artinya kalau kita benar-benar percaya, kita akan meminta Tuhan untuk menguasai kita, mengikat kita, membelenggu kita supaya Iblis tidak bisa membelenggu kita lagi. Perjalanan orang Kristen adalah perjalanan iman yang semakin teguh, sampai kita benar-benar tidak bisa dikuasai Iblis sama sekali. Seperti Abraham yang bertumbuh dari kelas “keluar Ur-kasdim” naik terus sampai ke kelas “mempersembahkan anaknya”. Sampai di kelas itu, ia tidak akan mau lagi kembali ke Ur-kasdim.


Untuk naik kelas terus, kita harus terus mengisi pikiran dan hati kita dengan Firman Tuhan, dan meninggalkan keinginan-keinginan duniawi yang membinasakan (1Yoh. 2:17). Jangan seperti Yudas, yang sekalipun sudah mendengar langsung ajaran Tuhan Yesus, masih mempunyai keinginan-keinginan duniawi yaitu ambisi dan ketamakan. Buktinya, sekalipun dipercayai sebagai bendahara yang memegang kas para murid, ia sering mengambil uang kas yang dipegangnya (Yoh. 12:6). Keinginan-keinginan itulah yang membuatnya menyerahkan Tuhan Yesus untuk bayaran tiga puluh keping perak. Akhirnya ia binasa.


Oleh karena itu marilah kita membiasakan untuk hidup tidak suka-suka sendiri, tetapi menyerahkan hidup kita untuk diperlakukan sesuka-sukanya Tuhan. Kebebasan yang sebebas-bebasnya akan membelenggu kita kembali ke dalam kuasa Iblis, tetapi kalau kita mencari belenggu Tuhan dengan menuruti Firman-Nya, kita sungguh-sungguh terbebaskan. Itulah kemerdekaan yang sejati, bagaikan lembu yang dijinakkan dan dipasangi kuk yang enak dan menarik beban yang ringan (Mat. 11:28–30).



Kita harus terus mengisi pikiran dan hati kita dengan Firman Tuhan agar sungguh-sungguh terbebaskan.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Read more
0

Hidup Menurut Roh

Renungan Harian Virtue Notes, 18 April 2011

Hidup Menurut Roh



Bacaan: Galatia 5: 1-6


5:1. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.

5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.

5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.

5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.

5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.



Mungkin selama ini kita berpikir, sesudah percaya kepada Tuhan Yesus, otomatis kita sudah tidak bisa dikuasai lagi oleh Iblis dan dosa. Sesungguhnya tidak sesederhana itu, sebab kemerdekaan dalam Kristus adalah kemerdekaan yang bertanggung jawab.


Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa Kristus sudah memerdekakan kita, berarti kita harus sungguh-sungguh merdeka, dan untuk tetap hidup dalam kemerdekaan itu, kita harus hidup terlepas dari cengkeraman kuasa dosa sama sekali, tidak mau diperhamba lagi olehnya (ay. 1).


Pembebasan Tuhan Yesus atas kita dari cengkeraman Iblis dan dosa memanggil kita untuk hidup menurut roh. Bagi umat Perjanjian Baru, hidup menurut roh mutlak harus dilakukan, sebab orang yang hidup menurut daging tidak mungkin memperoleh perkenanan Allah (Rm. 8:8).


Hidup menurut daging bukan berarti selalu melakukan dan menghasilkan hal-hal yang bertentangan dengan hukum moral yang berlaku di masyarakat. Orang yang hidup menurut daging tidak selalu hidup tidak beradab dan tidak mengenal norma manusia. Melalui pendidikan moral, agama dan berbagai filsafat yang baik bisa menghasilkan manusia yang baik pula.


Hukum Taurat itu baik, tetapi tetap saja bersifat daging. Manusia yang berusaha melakukan hukum Taurat akan menjadi manusia yang baik, tetapi masih hidup menurut daging, sebab jika kita mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat, kita hidup di luar anugerah Allah (ay. 4).


Karena itu hidup menurut roh adalah hidup mengikuti Roh (Gal. 5:25), yaitu kehidupan di dalam anugerah Allah, yang bisa mencapai kesucian yang diinginkan Bapa, yaitu berkarakter Kristus. Orang yang hidup menurut roh dapat memiliki kembali keberadaan seperti sebelum manusia jatuh dalam dosa, dan dapat didewasakan hingga sempurna.


Jadi jangan sia-siakan anugerah Tuhan agar kita bisa hidup menurut roh. Ini tidak bisa dilakukan oleh umat Perjanjian Lama, sebaik apa pun mereka. Umat Perjanjian Lama tidak dipanggil untuk sempurna; panggilan untuk sempurna hanya bagi kita yang hidup pada zaman Perjanjian Baru. Itulah sebabnya mengikut Tuhan Yesus bukan sesuatu yang mudah. Justru setelah menjadi orang percaya, hidup kita menjadi terasa lebih berat, karena harus belajar hidup menurut roh. Tetapi sekalipun berat di dunia ini, kita memperoleh pembenaran yang kita harapkan (ay. 5).



Hidup menurut roh adalah hidup mengikuti Roh, sehingga kita bisa mencapai kesucian yang diinginkan Bapa.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Read more
0

Sendiri

Renungan Harian Virtue Notes, 17 April 2011

Sendiri



Bacaan: Lukas 14: 26-33


14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,

14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?

14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.



Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus melepaskan diri kita dari segala milik kita apabila kita mau menjadi murid-Nya. Dalam teks aslinya, “melepaskan” ditulis ποτάσσομαι (apotásomai) yang juga berarti “merelakan pergi” atau “mengucapkan selamat tinggal”. Merelakan kita ditinggalkan oleh semua yang ada pada kita akan berdampak kita lebih mengasihi Tuhan dan membangun hubungan yang eksklusif.


Melepaskan segala milik kita berarti rela menggunakan semua yang kita miliki untuk melayani Tuhan; melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya sekalipun kita harus kehilangan milik kita atau ditinggalkan keluarga kita. Dengan begini kita lebih mudah melepaskan diri dari ikatan dunia yang membutakan mata pengertian kita terhadap kemuliaan Kristus (2Kor. 4:4). Ingat, kita datang tidak membawa suatu apa pun, dan kita juga akan pergi tidak membawa suatu apa pun (1Tim 6:7).


Dengan menghayati kebenaran ini, mulai sekarang kita harus belajar berurusan sendiri dengan Tuhan. Maksudnya, dalam hidup ini kita berurusan dengan Tuhan seolah-olah kita tidak memiliki siapa pun dan apa pun. Kita harus belajar merasakan kesendirian ini; seolah-olah kita tidak memiliki orang tua, tidak memiliki pasangan hidup, anak-anak, saudara dan sahabat.


Sama sekali kita tidak bermaksud membuang mereka dari hidup kita, tetapi kita harus siap untuk melepaskan atau dilepaskan oleh mereka. Suatu hari kita akan menghadap Tuhan sendirian juga, tanpa disertai atau dibantu siapa pun dan tanpa membawa apa pun. Dengan mengerti kebenaran ini justru kita akan lebih mengasihi keluarga dan sahabat kita, sebab kita menyadari bahwa kesempatan bertemu dan bercengkerama dengan mereka tidak lama. Apabila mereka belum diselamatkan, kita akan lebih berusaha bertanggung jawab berbuat sesuatu demi keselamatan abadi mereka, dalam singkatnya hidup kita di dunia ini.


Karena itu marilah kita belajar membangun sendiri hubungan pribadi dengan Tuhan, sebab kualitas hubungan kita dengan Tuhan hari ini menentukan hubungan kekal kita nanti dengan-Nya. Itu bisa kita lakukan sendiri, tidak butuh perantara seperti tokoh rohani, pemimpin gereja atau orang lain. Kita tidak perlu percaya dengan orang yang mengatakan bahwa kita hanya dapat berurusan dengan Tuhan melalui mereka. Itu pembodohan dan manipulasi yang merusak pola hubungan eksklusif manusia dengan Tuhan. Kita tidak perlu bergantung kepada manusia, sebab kita hanya bergantung kepada Tuhan Yesus Kristus.



Kita harus berurusan sendiri dengan Tuhan untuk membangun hubungan eksklusif yang berkualitas dengan-Nya.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Read more
0

Menghayati Kehadiran Tuhan

Renungan Harian Virtue Notes, 16 April 2011

Menghayati Kehadiran Tuhan



Bacaan: Mazmur 24: 1-2

24:1. Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.

24:2 Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

Sesungguhnya manusia itu tidak pernah bisa bebas. Manusia harus terikat. Masalahnya adalah terikat oleh siapa, Tuhan atau Iblis. Manusia yang mau terikat dengan Tuhan harus ada dalam kesadaran terus-menerus bahwa dirinya hidup di semesta yang diperintah oleh Tuhan.


Oleh sebab itu yang terpenting adalah mendahulukan Kerajaan Allah. Di dalamnya termasuk belajar hidup dalam penghayatan; bahwa kita hidup dalam pemerintahan Tuhan yang tidak kelihatan. Karena itu kita harus peduli hukum-Nya, kehendak-Nya dan rencana-Nya agar digenapi. Memang kita belum sempurna; untuk menjadi sempurna juga tidak bisa instan; tetapi menghayati kehadiran Tuhan adalah sangat perlu agar kita dapat bertumbuh dalam kesucian-Nya. Ada beberapa hal yang akan kita alami dan rasakan bila menghayati kehadiran Tuhan dalam hidup ini.


Pertama, menghayati kehadiran Tuhan dalam hidup ini akan menghindarkan kita berbuat salah. Kita akan memiliki perasaan takut akan Tuhan yang sangat kuat, yang membuat kita berusaha untuk mencapai kesucian seperti yang dikehendaki oleh Bapa.


Kedua, menghayati kehadiran Tuhan akan membuat kita merasakan damai sejahtera-Nya dan terbebas dari perasaan takut, cemas, khawatir dan berbagai perasaan negatif lainnya sekalipun di bumi ini banyak bahaya yang tidak pernah kita duga. Orang yang mudah memiliki perasaan negatif umumnya kurang menghayati kehadiran Tuhan.


Ketiga, menghayati kehadiran Tuhan akan membuat hati kita selalu rindu memuliakan Tuhan. Kita tidak hanya memuliakan Tuhan sesaat pada waktu menyanyi di gereja, tetapi selalu memuliakan dan menghormati Tuhan dengan benar dalam penghayatan terus-menerus. Menghormati Tuhan berarti menyadari bahwa hanya Tuhan yang layak dihormati. Kita tidak perlu berusaha mencari penghormatan atau nilai diri dari siapa pun; maka kita pun akan bersikap rendah hati.


Keempat, menghayati kehadiran Tuhan akan mendorong kita selalu bernyala-nyala dalam pembelaan bagi Tuhan. Dalam melayani Tuhan, kita akan memiliki sikap hati yang benar; tidak melayani karena menginginkan suatu upah atau hadiah—baik materi, sanjungan, pujian atau yang lain.


Kebenaran ini tidak cukup hanya diaminkan, tetapi harus diperagakan sehingga benar-benar membuktikan bahwa kita menghayati kehadiran Tuhan. Memperagakannya akan memberikan kekuatan batin yang luar biasa dalam diri kita.

Kita harus menghayati kehadiran Tuhan agar dapat bertumbuh dalam kesucian-Nya.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Read more
0

Berjuang Untuk Menyambut Keselamatan

Renungan Harian Virtue Notes, 15 April 2011

Berjuang Untuk Menyambut Keselamatan



Bacaan: Ibrani 12: 3-4


12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

12:4. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.



Akibat pemberontakan manusia pertama, semua manusia telah terjual di bawah kuasa dosa (Rm. 7:14). Tidak ada yang dapat membuat manusia bebas dari keadaan ini, kecuali Tuhan Yesus Kristus yang dikandung dari Roh Kudus. Karya penyelamatan Tuhan Yesus Kristus memberikan fasilitas kepada manusia untuk mengalami kemerdekaan, antara lain: kebebasan dari pemilikan kuasa kegelapan—Iblis tidak berkuasa lagi atas kita; Roh Kudus yang menjadi pendamping (παράκλητος, paraklētos) untuk membawa manusia kepada segala kebenaran-Nya —tanpa Roh Kudus, kita tidak bisa mengerti kehendak Bapa; kebenaran Injil yang berkuasa menyelamatkan—kebenaran yang memerdekakan; penggarapan Tuhan yang intensif melalui segala peristiwa yang terjadi dalam hidup kita untuk penyempurnaannya agar serupa dengan Kristus.


Semua ini memungkinkan manusia untuk hidup menurut roh atau berjalan dalam kehendak Tuhan atau menjadi manusia seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Ini anugerah yang diberikan-Nya secara cuma-cuma. Tentu hanya orang yang meresponi anugerah Tuhan tersebut yang akan memperoleh kemerdekaan.


Jadi kemerdekaan Kristiani untuk tidak hidup dalam dosa tidak otomatis dialami atau terjadi dalam kehidupan seseorang. Tuhan menyediakan sarana dan berbagai fasilitasnya, agar orang percaya mengalami kemerdekaan itu. Dengan meresponinya dan memperjuangkannya, maksud penyelamatan Allah atas kita untuk hidup dalam kemerdekaan bisa tercapai.


Penulis kitab Ibrani mengingatkan kita agar selalu ingat akan Yesus, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kita tidak menjadi lemah dan putus asa. Nasihat yang berbunyi “Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah” menunjukkan bahwa kalau Tuhan Yesus sudah menderita begitu berat untuk kita agar kita dibebaskan dari kuasa dosa, maka kita harus mengimbangi penderitaan Tuhan tersebut dengan perjuangan yang keras, agar kita sungguh-sungguh merdeka atas dosa, artinya agar dosa tidak lagi berkuasa atas kehidupan kita ini.


Tuhan Yesus telah menyelesaikan bagian-Nya, yaitu tugas penyelamatan yang diberikan Bapa kepada-Nya. Kita perlu menyelesaikan bagian kita juga, yaitu menyambut keselamatan yang disediakan-Nya tersebut dengan perjuangan pula. Prinsip sola gratia berarti kita menerima keselamatan yang hanya oleh anugerah-Nya, dengan perjuangan sebagai respons, sama sekali bukan jasa.



Kita harus mengimbangi penderitaan Tuhan Yesus dengan perjuangan yang keras agar dosa tidak lagi berkuasa atas kehidupan kita.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Read more
0

Dua Pilihan

Renungan Harian Virtue Notes, 14 April 2011

Dua Pilihan



Bacaan: Galatia 5: 16-18


5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.



Banyak orang Kristen salah memahami apa yang dimaksud dengan kemerdekaan di dalam Kristus. Mereka berpikir bahwa penebusan oleh Tuhan Yesus membuat mereka bebas dari dosa, dan secara otomatis tidak akan kembali dikuasai olehnya. Sejatinya ini pandangan yang tidak tepat. Memang Tuhan Yesus membebaskan manusia dari pemilikan kuasa kegelapan. Iblis tidak berkuasa lagi atas kehidupan seseorang yang mau menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tetapi ini tidaklah membuat seseorang otomatis tidak dikuasai lagi oleh dosa dan langsung bisa hidup sesuai dengan kehendak Allah.


Kalau seorang Kristen memiliki konsep yang salah bahwa ia secara otomatis hidup sesuai kehendak Allah, akibatnya sikap hidupnya tidak bertanggung jawab untuk hidup sebagai orang percaya dalam kemerdekaan yang sejati. Alih-alih merdeka, mereka malahan akan sangat mudah kembali dikuasai oleh kuasa kegelapan dan tidak hidup menurut kehendak Tuhan. Mereka masih ada dalam cengkeraman kuasa dosa dan tidak pernah masuk dalam proses penyelamatan, yaitu menjadi manusia sesuai dengan rancangan Tuhan semula.


Jadi kemerdekaan dalam Kristus harus dimengerti sebagai kebebasan untuk bisa memilih untuk hidup menurut roh atau menurut daging. Sebelum dimerdekakan oleh Tuhan Yesus melalui penebusan-Nya, seseorang tidak bisa hidup menurut roh; ia hanya bisa hidup menurut daging semata-mata. Tetapi setelah dimerdekakan, ia bisa memilih salah satu dari dua pilihan hidup, yaitu hidup menurut roh atau hidup menurut daging. Jadi kemerdekaan itu tidak otomatis membuat seseorang tidak bisa lagi hidup menurut daging, lalu otomatis bisa hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan masuk Surga; tetapi peluang yang diberikan Allah kepada manusia untuk bisa hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu menjadi manusia sesuai dengan rancangan Tuhan semula.


Untuk ini tentu Tuhan memberikan potensi yang cukup sehingga seseorang bisa tidak lagi hidup dalam dosa. Orang Kristen yang telah dimerdekakan oleh penebusan Tuhan Yesus, diperhadapkan kepada dua pilihan, apakah ia mau hidup menurut roh atau membiarkan diri tetap hidup menurut daging. Akan terjadi pergumulan tarik-menarik antara hidup menurut roh atau menurut daging, hidup sesuai dengan kehendak Tuhan atau kehendaknya sendiri yang telah terbiasa melakukan keinginan dagingnya yang bertentangan dengan kesucian Tuhan. Mana yang kita pilih?



Sebagai orang yang dimerdekakan Kristus, mari kita memilih untuk hidup menurut roh, bukan menurut daging



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Read more
0

Saat Yang Menentukan

Renungan Harian Virtue Notes, 13 April 2011

Saat Yang Menentukan



Bacaan: 2 Timotius 4: 6-8


4:6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.



Kesempatan demi kesempatan diberikan Tuhan untuk meraih berkat rohaninya. Kesempatan itu bukan hanya berupa hal-hal yang menyenangkan kita, sebab supaya kita menjadi pribadi seperti yang dikehendaki Bapa, ia menggunakan hal-hal yang menyenangkan dan menyakitkan guna membentuk kita. Itu baik bagi kita berdasarkan pandangan-Nya.


Contohnya, kesempatan bagi seseorang untuk belajar rendah hati muncul saat Tuhan mengizinkannya dihina orang. Untuk belajar memiliki kesabaran dan kelemahlembutan Kristus, Tuhan mengizinkannya mendapatkan serangan, fitnah dan perlakuan tidak adil lainnya. Untuk belajar hidup kudus, Tuhan mengizinkannya diperhadapkan dengan kemungkinan untuk berbuat dosa atau memuaskan hasrat daging dan matanya.


Berarti jikalau kita mau menerima mahkota kebenaran abadi, kita harus mau berjuang dalam perjuangan iman yang benar. Kita harus mengejar kecemerlangan iman seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus, yaitu memperoleh perkenanan Bapa di Surga. Jangan seperti yang dilakukan oleh sebagian orang Kristen yang mengejar pemuasan hasrat ambisi dan kesenangan dunia.


Hal ini paralel dengan kehidupan manusia pada umumnya. Jika pada usia muda seseorang bekerja keras, studi, berkarier dan mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka manakala memasuki hari tuanya, ia sudah bisa memetik apa yang telah ditanamnya. Ia tidak perlu mengalami penderitaan lagi; ia bisa menikmati hari tuanya dengan indah mempersiapkan diri masuk kedalam Kerajaan Bapa. Momentum masa muda ketika harus studi dan membangun karier tidak bisa terulang lagi. Momentum itu terbatas waktunya. Kesempatan mengumpulkan harta di Surga juga terbatas. Ada saat nanti tatkala orang mengetuk pintu Surga dan Tuhan berkata, “Aku tidak kenal kamu!


Kalau sekarang Tuhan memberi kesempatan untuk bertobat dan diperbaharui oleh Firman-Nya, maka kalau kita menyia-nyiakannya, kesempatan itu hilang untuk selama-lamanya. Kalau Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk melayani pekerjaan-Nya tetapi kita tidak menghargainya, maka sampai selama-lamanya kita akan bersama Iblis dalam Kerajaan Kegelapan. Memilih untuk tinggal dalam Kerajaan Terang atau Kerajaan Kegelapan adalah saat ini juga. Saat inilah yang menentukan, tak bisa ditunda pada kesempatan lain; sebab begitu kita menutup mata untuk selamanya, tidak ada kesempatan lagi.



Jikalau kita mau menerima mahkota kebenaran abadi, kita harus mau berjuang dalam perjuangan iman yang benar.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger