Renungan Harian Virtue Notes, 4 Desember 2011
Rahasia Di Balik Nama Buah
Bacaan: Kejadian 2: 9-17
2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon
2:10 Ada suatu sungai
2:11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila,
2:12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar
2:13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.
2:14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris,
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
Ternyata ada rahasia di balik nama buah yang dilarang Tuhan untuk dikonsumsi oleh manusia pertama di Eden. Menarik sekali untuk mengamati nama buah tersebut, yaitu פְִּרי עֵץ הַדַּעַת טוֹב וָרע (perî éts hadda‘ath tov wârâ‘). Artinya “buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”. Mengapa namanya begitu panjang? Tentu ini bukan sekadar nama, tetapi nama itu sendiri mengandung pesan untuk ditangkap.
Logikanya, nama sebuah buah tentu tidak perlu panjang-panjang dan cukup menunjuk suatu identitasnya, seperti buah zaitun, ara, jeruk, apel dan lain sebagainya. Kalau ada nama buah misalnya “buah kurang tidur membahayakan kesehatan”, tentu itu merupakan sebuah gambaran terhadap fakta tertentu. Demikian pula dengan nama buah yang dilarang untuk dimakan oleh Tuhan, adalah buah yang mengandung pengertian atau pengetahuan. Kalau manusia mengonsumsi pengetahuan yang baik dan jahat yang tidak boleh dikonsumsi, berarti ia melanggar kehendak Tuhan.
Ada dua jenis buah di taman Eden, sesuai dengan yang diinformasikan Alkitab. Jenis pertama adalah berbagai buah-buahan yang baik untuk dimakan, dan jenis kedua adalah dari dua pohon yang ditempatkan Tuhan di tengah Taman Eden, yaitu pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (ay. 9). Pohon jenis pertama tadi merupakan konsumsi jasmani, atau untuk tubuh manusia. Tetapi pohon jenis kedua tadi tidak dikonsumsi oleh tubuh; kita harus lebih memahaminya sebagai makanan untuk jiwa.
Daud juga memahami dua jenis makanan ini. Dalam Mazmurnya ia menulis tentang rumput yang hijau dan air yang tenang sebagai konsumsi tubuh (Mzm. 23:2), tetapi juga ada hidangan yang disediakan di depan lawan kita (Mzm. 23:5) yaitu makanan jiwa.
Dengan dua buah untuk konsumsi jiwa ini, manusia pertama di Eden diperhadapkan kepada pilihan, apakah mengonsumsi buah pohon kehidupan, yaitu kebenaran yang Tuhan ajarkan, atau mengkonsumsi buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yaitu kepalsuan yang diajarkan oleh kuasa kegelapan. Luar biasa bahwa pergumulan manusia pertama bukan sekadar makanan jasmani melainkan makanan jiwa. Dalam hal ini pergumulan Adam merupakan pergumulan mengenai apa yang akan mengisi jiwanya. Hari ini kita juga masih mengalami pergumulan yang serupa: buah apa yang kita makan untuk konsumsi jiwa kita?
Pergumulan Adam untuk menentukan apa yang mengisi jiwanya merupakan gambaran mengenai pergumulan kita sekarang.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar