Renungan Harian Virtue Notes, 23 Desember 2011
Anak Panah Di Tangan Pahlawan
Bacaan: Mazmur 127:4
127:4 Seperti anak-anak panah
di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
Salomo mengatakan, anak-anak bagai anak
panah di tangan pahlawan. Mari kita bisa meraba apa maksudnya. Tuhan
mengharapkan anak-anak Tuhan menjadi seperti anak panah di tangan pahlawan.
Kalau Tuhan pahlawannya, maka orang percaya adalah anak panah-anak panah-Nya.
Apabila kita berbicara
mengenai anak panah dan pahlawan, maka pikiran kita pasti tertuju kepada sebuah
pertempuran. Sebuah pertempuran yang mempertaruhkan nyawa, sebab anak panah
bisa berakibat membunuh musuh atau terbunuh oleh anak panah musuh. Dalam Ef.
6:16 disinggung mengenai anak panah api dari musuh kita.
Memang tatkala Tuhan Yesus
datang membawa Kerajaan Surga, itu merupakan isyarat dimulainya sebuah
peperangan besar untuk membinasakan pekerjaan Iblis dan mengembalikan manusia
kepada Pemiliknya. Sebagaimana Iblis mendayagunakan segala kekuatan dan
pengikutnya untuk melawan Allah, demikian pula Tuhan Yesus mendayagunakan
kekuatan-Nya dan pengikut-Nya untuk menghancurkan pekerjaan Iblis (1Yoh 3:8).
Sebagai pengikut-Nya, kita pun diberi tanggung jawab yang sangat besar.
Yang menjadi anak
panah Tuhan adalah anak-anak Tuhan yang telah dilatih-Nya untuk menjadi
laskar-Nya yang berdiri di pihak-Nya. Ini ibarat anak panah telah dipertajam dan dimasukkan
ke tabung panah Tuhan. Sangat diharapkan semua yang terlibat dalam pelayanan
pekerjaan Tuhan menjadi anak panah-anak panah Tuhan yang memberkati Indonesia
khususnya dan dunia. Pernahkah kita benar-benar berperkara dengan Tuhan, Apa
kita sungguh-sungguh telah termasuk anak panah Tuhan yang sedang dipersiapkan
untuk diluncurkan? Apakah kita sungguh-sungguh telah mengabdi kepada Tuhan atau
belum?
Paulus adalah sosok manusia
yang benar-benar termasuk kelompok orang yang mengabdi kepada Tuhan. Inilah
yang Tuhan kehendaki agar kita memiliki pergumulan yang sama dengan Paulus.
Kehidupan seperti itulah yang dikatakan sebagai “berpadanan dengan Injil” (Fil
1:27). Injil yang merasuki seseorang akan menjadikan orang itu “pejuang bagi
Kristus”. Melalui Injil, Tuhan menjadikan kita pejuang-pejuang Injil, pejuang
kebenaran, pejuang bagi Kristus atau anak panah Tuhan. Bila tidak demikian,
Injil yang diterima salah. Harus disadari bahwa kita yang telah ditebus hidup
bukan untuk diri kita sendiri melainkan untuk Dia yang sudah mati bagi kita.
Kita hidup hanya bagi Yesus.
Mari kita memberkati Indonesia dan dunia sebagai
anak panah Tuhan.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar