RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Menanggulangi Diri

Renungan Harian Virtue Notes, 12 Desember 2010

Menanggulangi Diri



Bacaan: Efesus 4: 17-32


4:17. Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia

4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.

4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.

4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,

4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.

4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.



Walaupun iblis telah meninggalkan hidup kita, itu belum berarti kita telah menyelesaikan persoalan hidup ini secara tuntas. iblis memang meninggalkan kita oleh kuasa darah Yesus, tetapi kerusakan yang diakibatkan oleh kehadirannya dahulu dalam hidup kita belumlah selesai. Kerusakan itu terdapat pada kecacatan karakter atau watak kita. Bila kita tidak waspada, ini bisa menjadi celah bagi iblis untuk kembali menguasai kita.


Ketika seseorang dalam kekuasaan iblis, karakternya terbentuk seperti iblis. Diwarnai dengan kesombongan, keangkuhan, kebencian, gila hormat, dendam, fitnah, materialisme, dusta, permusuhan, egoisme dan sebagainya. Warna karakter ini tidak otomatis lenyap tatkala kita bertobat dan mempersilakan Tuhan Yesus mengambil alih kehidupan kita. Pengambilalihan pemilikan atas kehidupan kita baru berarti pernyataan bahwa kita mau bekerja sama dengan Tuhan untuk mengikis atau menanggulangi kecacatan karakter kita, bahwa kita member diri digarap oleh Tuhan. Karena Tuhan memberikan kehendak bebas kepada kita, maka penanggulangan diri kita tidak dilakukan sendirian oleh Tuhan; kita sendiri juga harus aktif memberi diri dibentuk oleh Tuhan, inilah respons yang benar. Paulus pun menyatakan demikian. Ada beberapa pernyataan didalam perikop ini yang patut mendapat perhatian kita.


Pertama, jangan hidup lagi seperti orang yang tidak mengenal Allah (ay. 17). Ini menunjukkan bahwa seorang Kristen masih bisa hidup seperti cara anak dunia. Tentu ini mungkin, karena wataknya sudah telanjur terbentuk oleh dunia yang rusak melalui tuntunan kuasa gelap.


Kedua, berhubungan dengan kehidupan kita yang dahulu, kita harus menanggalkan manusia lama (ay. 22). Penanggalan manusia lama mengacu pada penggarapan watak atau karakter yang sudah terlanjur mengakar dalam hidup kita. Melalui Firman Tuhan, kehidupan kita seharusnya selalu mengalami penyucian diri. Penyucian diri ini bukan terjadi nanti di balik kubur, tetapi sekarang ini. Dan ini terus berlangsung sampai kita kembali kepada-Nya.


Ketiga, kesediaan untuk menanggulangi diri membuka peluang bagi Roh Kudus untuk bekerja memperbarui kita di dalam roh dan pikiran kita (ay. 23–24). Dalam hal ini, peran kita dalam berusaha sangat dibutuhkan, sebab Roh Kudus tidak bekerja sendiri tanpa peran serta kita. Oleh sebab itulah dikatakan dalam ayat-ayat berikut (ay. 25–32), kita harus bertindak membuang semua yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, tentu dengan cara menerima dan menghidupi kebenaran Firman masuk dalam hidup kita.



Menanggulangi diri harus dilakukan secara aktif oleh kita sendiri di bawah pimpinan Roh Kudus.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger