RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Bersakit-sakit Dahulu

Renungan Harian Virtue Notes, 26 Desember 2010

Bersakit-sakit Dahulu



Bacaan: Yesaya 48: 17; 2 Korintus 12: 1-10


Yesaya 48: 17

48:17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.


2 Korintus 12: 1-10

12:1. Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.

12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.

12:3 Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--

12:4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

12:5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

12:6 Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

12:8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.

12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.



Dalam pembacaan di Yesaya ini, Tuhan menyatakan bahwa Ia mengajar kita tentang apa yang memberi faedah, dan menuntun kita di jalan yang harus kita tempuh. Kata “faedah” di sini dalam teks aslinya adalah יַעַל (ya`al) yang artinya bisa “menguntungkan”, “bermanfaat”, “bernilai”, atau “untuk masa depan”. Jadi maksudnya, apa yang Tuhan ajarkan kepada kita hari ini adalah demi persiapan untuk hari esok atau masa depan, dan semua itu untuk keuntungan (manfaat) kita sendiri. Ingat, yang pertama adalah “seting masa depan” dan kedua untuk kepentingan kita sendiri.


Contoh yang paling jelas adalah ketika Tuhan membiarkan duri dalam daging melekat dalam diri Paulus (2Kor. 12:7–9). Di satu sisi, itu menjadi penderitaan bagi Paulus, tetapi di sisi lain, itu menjadi alat pengendali, supaya Paulus tidak menjadi sombong. Sekalipun Paulus sudah memohon berulang kali, tetapi Tuhan tidak mengabulkan doanya. Tuhan mengijinkan utusan Iblis itu menetap, menjadi sesuatu yang menyakitkan dan tidak menyenangkan bagi Paulus. Sebagai respons atas doa Paulus, Tuhan memberi anugerah, yaitu kesanggupan untuk memikulnya atau bertahan dalam kehidupan yang memuat duri dalam daging. Hal ini terjadi agar Paulus terhindar dari neraka kekal.


Contoh lain, Yusuf kehilangan kesenangannya tinggal dengan ayah yang sangat mengasihinya, kehilangan harga diri, menjadi budak bahkan nama baik pun lenyap karena fitnah Nyonya Potifar yang menuduh Yusuf hendak memperkosanya (Kej. 39). Akhirnya ia menjadi penguasa yang bijak dan menyelamatkan banyak orang.


Setelah Musa melarikan diri dari Mesir (Kel.2: 11-3: 1) dan kehilangan status pangerannya dan menjadi gembala domba, barulah kemudian ia dapat menjadi pemimpin besar. Juga Daud kehilangan sanak famili dan hidup bertualang sebagai pengembara, nama baiknya rusak, bahkan menjadi orang yang dicap gila (1Sam. 21:10–15), tetapi akhirnya ia menjadi raja yang melambangkan Mesias.


Apakah kita bersedia memberi diri untuk dibentuk Tuhan menjadi pribadi yang dilayakkan menjadi anggota kerajaan Allah hari ini dan masa depan? Kebodohan banyak orang adalah tidak mengerti apa arti hidup ini; mereka hanya mengerti apa kebutuhannya hari ini, tentunya menurut ukuran dunia. Kalau begini, tentu mereka tidak bisa belajar mengenal jalan Tuhan. Tetapi kalau kita mau dibentuk dan rela bersakit-sakit dahulu, maka Tuhan akan mempersiapkan masa depan yang cerah, baik selama kita melayani-Nya di bumi ini, dan juga di langit dan bumi baru.



Relakan diri kita dibentuk dan diajar Tuhan, sebab sekalipun sakit, itu memberikan faedah bagi kita di masa depan.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger