RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Apakah Tuhan Bisa Gagal?

Renungan Harian Virtue Notes, 4 Oktober 2010

Apakah Tuhan Bisa Gagal?



Bacaan: Kejadian 19: 23-29; 2 Petrus 3: 1-9


Kejadian 19: 23-29


19:23 Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.

19:24. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;

19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.

19:26. Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.

19:27. Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu,

19:28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.

19:29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.


2 Petrus 3: 1-9


3:1. Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan,

3:2 supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu.

3:3. Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.

3:4 Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."

3:5 Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,

3:6 dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.

3:7 Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.

3:8. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

3:9. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.



Tentu kita masih ingat atas kisah keluarga Lot yang diselamatkan dari Sodom dan Gomora. Dalam kisah tersebut ada satu orang yang tidak terselamatkan, yaitu istri Lot. Ia gagal menerima rencana penyelamatan Allah karena ia tidak dengar-dengaran terhadap perintah Tuhan untuk tidak menoleh ke belakang. Tragis, ia menjadi tiang garam.


Janganlah kita berpikir bahwa Tuhan memang menentukan agar istri Lot tidak selamat. Tentu saja Tuhan tidak bermaksud untuk hanya menyelamatkan sebagian dari keluarga Lot. Ia menghendaki semua anggota keluarga Lot selamat, apalagi istrinya. Tuhan tidak menghendaki seorang pun binasa (2Ptr. 3:9).


Di Perjanjian baru, kita juga melihat kegagalan Yudas Iskariot. Apakah Tuhan sudah menentukan Yudas sebagai pengkhianat dan binasa? Tentu tidak, namun Tuhan mengetahui setiap langkah dan keputusan yang akan diambil Yudas sebelum ia melakukannya. Lho, bukankah dalam Alkitab dituliskan bahwa Yudas ditentukan untuk binasa? (Yoh. 17:12) Perlu diketahui bahwa dalam bahasa aslinya, digunakan kata ὁ υἱὸς τῆς ἀπωλείας (ho huiós tēs apōlias) yang artinya “anak kebinasaan”, bukan “yang ditentukan untuk binasa”. Jadi pengertiannya adalah, Yudas binasa bukan akibat kehendak dan kedaulatan Tuhan, tetapi akibat respons yang dikerjakannya sendiri. Buktinya, kita lihat teks Alkitab yang lain. Sebagai seorang bendahara, ia sudah sering berlaku tidak jujur (Yoh. 12:6). Tentu selama menyertai Tuhan Yesus sebagai murid, ia sudah diperingatkan Yesus berulang kali untuk bertobat. Tetapi pilihan ada di tangannya sendiri. Karena ia tidak insaf dan terus memilih untuk tidak taat, tidak heran Yesus berkata, “Seorang di antaramu adalah Iblis.” (Yoh. 6:70).


Maka Tuhan sempurna dalam rancangan-Nya. Ia tidak bisa gagal; yang gagal adalah manusianya sendiri. Istri Lot gagal menerima keselamatan dari Tuhan karena kegagalannya menaati kehendak Tuhan. Sesuai dengan Firman-Nya, Allah yang Mahabaik tidak menghendaki seorang pun binasa. Ia menghendaki setiap orang berjalan di koridor-Nya, tetapi semua itu tergantung dari respons manusia dalam menerima rencana besar Bapa.


Demikian pula dengan keselamatan. Keselamatan adalah anugerah, artinya kita tidak bisa memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri. Keselamatan diberikan Tuhan dengan cuma-cuma, tanpa memandang kelayakan kita yang menerima anugerah tersebut. Kita hanya meresponinya; apakah kita mau menerimanya atau tidak, tergantung pilihan dan kehendak bebas kita. Tuhan ingin semuanya selamat; kalau ada yang tidak selamat, itu akibat kegagalan manusianya sendiri.



Tuhan tidak menghendaki seorang pun binasa; kebinasaan manusia adalah akibat kegagalannya sendiri.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger