Renungan Harian Virtue Notes, 1 Juni 2010
Penyesalan Tak Sama Dengan Pertobatan
Bacaan : Roma 8 : 1–17
8:1. Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
8:2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
8:4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
8:10. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
8:17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus memilih apakah hidup di dalam pimpinan daging atau Roh. Apa pun juga segi dan aspek di dalam hidup kita, jika itu bersumber kepada daging, berarti kita belum hidup menurut Roh ALLAH dan berarti belum layak menyebut diri anak ALLAH.
Pengertian ini merupakan kunci untuk menjelaskan mengapa TUHAN Yesus mempunyai dua orang murid yang sama-sama diajar oleh TUHAN, memiliki dasar-dasar teologi dari sumber yang sama, dalam periode waktu yang sama dan kualitas ajaran yang sama, namun hasilnya berbeda. Petrus, murid yang menyangkal Yesus tiga kali belakangan menjadi seorang rasul yang luar biasa (Kis. 2–3). Sungguh tidak dapat kita duga, seorang yang nampak kurang “nyambung” dengan TUHAN Yesus, menjadi pribadi yang unggul di kemudian hari. Akhirnya, menurut sejarah gereja, Petrus meninggal disalib dengan kepala dibawah. Itulah permohonan yang diajukannya karena ia tidak merasa layak untuk mati dan disalib seperti TUHAN Yesus.
Bandingkan dengan Yudas Iskariot. Ia menjual Yesus dengan 30 keping perak (Mat. 26:15) dan kemudian menggantung dirinya (Mat. 27:5). Ia tidak mengerti bahwa sekalipun bersalah, TUHAN mau mengampuninya dan ia masih bisa dipakai TUHAN seperti Petrus dan murid-murid yang lain. Mungkin kita luput untuk menyimak kisah kecil di Yoh. 12:4–6, bahwa Yudas sering mencuri uang kas. Jadi memang Yudas tidak berjuang untuk hidup dipimpin oleh Roh, sebab kesehariannya dipenuhi oleh keinginan daging. Ini berbeda dengan proses perubahan di dalam diri Petrus ketika diterangi oleh kebenaran.
Jadi masalahnya bukan terletak kepada kesalahan yang dilakukan Petrus maupun Yudas, namun pada kerelaan untuk berubah, bertobat dan belajar dipimpin oleh Roh. Petrus telah berhasil untuk bertobat. Hasilnya luar biasa: “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.” (Kis. 4:13) Yudas menyesal, Petrus juga. Namun Yudas tidak bertobat dan berbalik, sementara Petrus berbalik dan berubah. Banyak orang menyesal karena berdosa, namun seharusnya melakukan langkah berikutnya yaitu berbalik dan bertobat, itulah esensi hidup dipimpin oleh Roh. Yaitu tidak menyisakan sedikit pun porsi hidup untuk dipimpin oleh daging.
0 komentar:
Posting Komentar