RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Benih Yang Jatuh Di Pinggir Jalan

Renungan Harian Virtue Notes, 24 Juni 2010
Benih Yang Jatuh Di Pinggir Jalan

Bacaan : Matius 13 : 1–4, 18–19


13:1. Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.


Sering kita mendengar perumpamaan mengenai penabur, namun tetap baik bagi kita mendalami bagaimana TUHAN menginginkan kita berlaku sebagai umat-NYA, yang diumpamakan seperti tanah yang menerima benih yang ditabur.

TUHAN mengatakan bahwa benih yang jatuh di pinggir jalan melambangkan orang yang mendengar Firman TUHAN, namun tidak mengertinya. Kata Yunani yang digunakan untuk “mengerti” ialah συνίημι (sünyēmi), artinya “mengerti, dalam arti kegiatan merangkai fakta-fakta menjadi pengetahuan yang utuh”. Sehingga ayat ini bukan berarti bahwa Firman TUHAN yang ditaburkan terlalu sulit dipahami bagi si penerimanya, melainkan si penerima itu tidak mengerti, karena ia tidak sungguh-sungguh berusaha mau mengerti.

Mengapa kalau kita tidak mau mengerti maka firman itu dirampas oleh si jahat? Ini berbicara mengenai situasi dalam hati kita. Bila kita tidak sungguh-sungguh mau mengerti Firman, iblis akan berusaha mengambil dengan paksa, agar kebenaran itu tidak perlu kita pahami sama sekali. Jadi iblis tidak takut orang pergi ke gereja dan mengakui Yesus adalah TUHAN, sebab kalau orang itu tidak mengerti Firman dengan benar, kehadirannya di gereja sama dengan menghadiri pertemuan biasa, dan pengakuannya terhadap Yesus hanya di bibir saja, tidak sampai memengaruhi seluruh kehidupannya. Tidak heran banyak orang Kristen yang murtad.

Yang paling iblis takuti ialah pengertian kita terhadap Firman TUHAN. Sebab dengan mengerti Firman, proses selanjutnya akan terjadi terhadap manusia itu, yaitu melakukan Firman tersebut. Orang yang tidak mengerti pasti tidak dapat menjadi pelaku Firman. Betapa luar biasanya orang Kristen yang mengerti Firman TUHAN dan kemudian melakukannya. Itu sebabnya iblis sangat berkepentingan untuk membuat orang tidak mengerti, yaitu dengan cepat-cepat merampasnya.

Cara iblis merampas Firman ialah bekerja sama dengan pikiran manusia yang tidak mau mengerti itu. Orang yang tidak mau mengerti akan mempertahankan cara berpikir manusia duniawi yang tidak mau percaya dengan Injil yang murni. Ini mengakibatkan Firman yang diterimanya dilupakannya begitu saja. Orang-orang ini, seperti orang Farisi di zaman Yesus, sengaja menjadi tanah pinggir jalan.

Jadi janganlah ada pelayanan yang hanya didasarkan pada sugesti bahwa orang harus percaya saja tanpa mengerti. Pelayanan di gereja TUHAN harus berusaha keras untuk membuat jemaat mengerti kebenaran Firman TUHAN.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger