RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Hidup Di Bawah Kedaulatan Siapa?

Renungan Harian Virtue Notes, 12 Juni 2010
Hidup Di Bawah Kedaulatan Siapa?

Bacaan : Ayub 4 : 18; Yehezkiel 28 : 13–19

Ayub 4 : 18
4:18 Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nyap didapati-Nya tersesat,

Yehezkiel 28 : 13–19
28:13 Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu.
28:14 Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya.
28:15 Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.
28:16 Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.
28:17 Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.
28:18 Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu.
28:19 Semua di antara bangsa-bangsa yang mengenal engkau kaget melihat keadaanmu. Akhir hidupmu mendahsyatkan dan lenyap selamanya engkau."

Orang-orang yang berpikiran negatif sering mencurigai ALLAH, bahkan menuduh ALLAH bermaksud jahat kepada manusia dengan sengaja menaruh pohon pengetahuan yang baik dan jahat di Taman Eden dan tidak menghindarkan manusia dari memakannya. Mereka bahkan menyimpulkan bahwa ALLAH lah yang merancang kejatuhan itu; ALLAH lah penyebab dosa.

Sebaliknya, bila dilihat dengan kacamata positif, kita menemukan manusia sebagai makhluk yang terhormat, yang diberi kebebasan untuk dapat menentukan nasibnya sendiri. Memang kehendak bebas ini membuat manusia memikul risiko dan tanggung-jawab yang berat, sebab manusia diperhadapkan berkat atau kutuk, rahmat atau laknat. Tetapi di sisi lain, ini menjadikan manusia sebagai makhluk yang sangat luar biasa, sebab ia ditantang untuk menentukan hidupnya di bawah kedaulatan siapa: apakah ia mau menundukkan diri kepada TUHAN dan hidup di bawah kedaulatan TUHAN, atau hidup dalam kedaulatannya sendiri sehingga menjadi budak dosa.

Kehendak bebas ini menyejajarkan manusia dengan malaikat, yang juga memiliki kehendak bebas dan bisa jatuh dalam pemberontakan kepada TUHAN. Dalam Ayub. 4:18 ditemukan kenyataan bahwa malaikat ada yang sesat.

Seperti malaikat, manusia bukan robot yang diatur dengan remote control, manusia adalah makhluk yang berkehendak bebas. Dalam sejarah hidup malaikat, ternyata ada malaikat-malaikat yang memberontak kepada TUHAN Semesta Alam dan memposisikan diri sebagai seteru-NYA. Kehendak bebas yang diberikan kepada malaikat berbuntut pemberontakan sebagian malaikat, tidak berbeda dengan yang dialami manusia. Hanya bedanya, manusia diberi kesempatan bertobat tetapi malaikat yang jatuh tidak memiliki kesempatan lagi. Dalam Yeh. 28:18, dikatakan bahwa malaikat yang jatuh sudah ditentukan untuk masuk neraka.

Oleh sebab itu kesempatan yang diberikan TUHAN untuk rekonsiliasi ini hendaknya tidak kita sia-siakan. Bersyukurlah bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk bertobat, sehingga dengan kehendak bebas kita, kita dapat memilih untuk berdamai dengan ALLAH, hidup di bawah kedaulatan-NYA, hidup melakukan kehendak-NYA.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger