Renungan Harian Virtue Notes, 11 Juni 2010
Free Will For GOD's Will
Bacaan : Kejadian 3 : 1–7; Galatia 6 : 7–9
Kejadian 3 : 1–7
3:1. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Galatia 6 : 7–9
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Adam dan Hawa diciptakan ALLAH sebagai makhluk-makhluk yang berkehendak bebas. Kebebasan ini ditunjukkan TUHAN melalui keberadaan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat yang ada di dalam Eden.
Peristiwa di Taman Eden mengisahkan dosa datang dari godaan “ular” yang kemudian diresponi oleh Hawa. Ini menunjukkan bahwa ALLAH memberi kebebasan kepada manusia untuk mengambil keputusan dan menentukan langkah kehidupannya. Dari awal sejarah manusia sudah tampak jelas bahwa ALLAH memberi tanggung jawab kepada manusia menyertai keistimewaan berupa kehendak bebas. Dalam tanggung jawab terkandung pengertian penyebab dari apa yang dialaminya. Orang bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkan oleh keputusan dari tindakannya. Orang yang tidak menjadi penyebab dari suatu hal tidak perlu bertanggung jawab atas hal tersebut. Keadaan manusia hari ini adalah hasil atau akibat dari keputusannya. TUHAN sama sekali tidak bisa dipersalahkan.
Sebelum jatuh dalam dosa, sebenarnya manusia sudah memiliki pengertian tentang apa yang baik dan jahat, tetapi manusia belum memiliki kesadaran tentang apa yang jahat. Maksudnya, sejak diciptakan, manusia tentu sudah paham bahwa melanggar larangan TUHAN itu jahat. Tetapi kejatuhan manusialah yang membuatnya sadar tentang kejahatan. Sejak itulah manusia harus bergumul memilih apa yang baik dan jahat dalam ukuran manusia, bukan dalam ukuran Allah, sebab manusia sudah rusak. Manusia masih bisa memilih apa yang baik, tetapi bukan kebaikan yang sempurna. Kebaikan yang sempurna baru disediakan bagi umat Perjanjian Baru.
Dalam Kekristenan, kehendak bebas dan tanggung jawab manusia mempunyai tempat yang penting untuk dipahami. Inilah yang memberi nilai atas manusia. Itulah sebabnya upah dan hukuman merupakan realitas Ilahi. Itulah sebabnya ada surga dan neraka.
Dengan memahami kebenaran ini kita akan menjadi hati-hati dan bijaksana dalam hidup, tidak ceroboh dan tanpa perhitungan. Hukum tabur tuai merupakan realitas Ilahi yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Keistimewaan berupa kehendak bebas sudah diberikan TUHAN pada kita. Segala akibat dari penggunaan kehendak bebas itu pun menjadi tanggung jawab kita. Karena itu mari kita mengarahkan kehendak bebas kita untuk melakukan kehendak TUHAN. Itulah bagian kita.
Free Will For GOD's Will
Bacaan : Kejadian 3 : 1–7; Galatia 6 : 7–9
Kejadian 3 : 1–7
3:1. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Galatia 6 : 7–9
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Adam dan Hawa diciptakan ALLAH sebagai makhluk-makhluk yang berkehendak bebas. Kebebasan ini ditunjukkan TUHAN melalui keberadaan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat yang ada di dalam Eden.
Peristiwa di Taman Eden mengisahkan dosa datang dari godaan “ular” yang kemudian diresponi oleh Hawa. Ini menunjukkan bahwa ALLAH memberi kebebasan kepada manusia untuk mengambil keputusan dan menentukan langkah kehidupannya. Dari awal sejarah manusia sudah tampak jelas bahwa ALLAH memberi tanggung jawab kepada manusia menyertai keistimewaan berupa kehendak bebas. Dalam tanggung jawab terkandung pengertian penyebab dari apa yang dialaminya. Orang bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkan oleh keputusan dari tindakannya. Orang yang tidak menjadi penyebab dari suatu hal tidak perlu bertanggung jawab atas hal tersebut. Keadaan manusia hari ini adalah hasil atau akibat dari keputusannya. TUHAN sama sekali tidak bisa dipersalahkan.
Sebelum jatuh dalam dosa, sebenarnya manusia sudah memiliki pengertian tentang apa yang baik dan jahat, tetapi manusia belum memiliki kesadaran tentang apa yang jahat. Maksudnya, sejak diciptakan, manusia tentu sudah paham bahwa melanggar larangan TUHAN itu jahat. Tetapi kejatuhan manusialah yang membuatnya sadar tentang kejahatan. Sejak itulah manusia harus bergumul memilih apa yang baik dan jahat dalam ukuran manusia, bukan dalam ukuran Allah, sebab manusia sudah rusak. Manusia masih bisa memilih apa yang baik, tetapi bukan kebaikan yang sempurna. Kebaikan yang sempurna baru disediakan bagi umat Perjanjian Baru.
Dalam Kekristenan, kehendak bebas dan tanggung jawab manusia mempunyai tempat yang penting untuk dipahami. Inilah yang memberi nilai atas manusia. Itulah sebabnya upah dan hukuman merupakan realitas Ilahi. Itulah sebabnya ada surga dan neraka.
Dengan memahami kebenaran ini kita akan menjadi hati-hati dan bijaksana dalam hidup, tidak ceroboh dan tanpa perhitungan. Hukum tabur tuai merupakan realitas Ilahi yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Keistimewaan berupa kehendak bebas sudah diberikan TUHAN pada kita. Segala akibat dari penggunaan kehendak bebas itu pun menjadi tanggung jawab kita. Karena itu mari kita mengarahkan kehendak bebas kita untuk melakukan kehendak TUHAN. Itulah bagian kita.
0 komentar:
Posting Komentar