Renungan Harian Virtue Notes, 5 Juni 2010
Mati Bagi Dosa
Bacaan : Kolose 1 : 15–23
1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
1:18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
1:19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
1:20 dan oleh
1:21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Mungkin kita pernah dihadapkan dengan pertanyaan yang mengatakan, “Sedemikian mudahnyakah keselamatan dalam Yesus Kristus itu? Bagaimana bisa, tanpa usaha manusia sama sekali, manusia bisa selamat?” Mengapa tidak? Sebab manusia dengan usahanya sendiri memang tidak akan pernah mampu mencapai TUHAN dan menyelesaikan masalah dosanya. Harus ALLAH sendiri yang menjadi manusia untuk menyelesaikannya bagi kita. Itulah sebabnya Paulus menulis dalam suratnya bahwa keselamatan itu bukan hasil usaha kita (Ef. 2:9).
Kemudian mulailah orang berkata, “Enak sekali jadi orang Kristen itu. Agama Kristen membuat pemeluknya malas berbuat baik. Kristen agama gampangan.” Ini juga dugaan yang salah. Justru Kekristenan adalah jalan yang sukar. Tidak banyak orang yang bisa melakukannya dengan baik. Karenanya Yesus berkata, “Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih.” (Mat. 22:14). Memang paradoks. Di satu pihak terkesan Kekristenan adalah jalan yang mudah, tetapi sebenarnya justru jalan yang sangat sukar dan berat. Kalau gampang TUHAN Yesus tidak akan berkata kepada pengikut-Nya, “Mau ikut aku? Hitung dulu anggarannya.” (Luk. 14:28)
Jalan itu sukar sebab justru setelah dosa-dosa kita diselesaikan oleh TUHAN Yesus, kita harus mati terhadap dosa. Hidup kita adalah hidup bukan untuk melakukan dosa, tetapi untuk melakukan kehendak Allah. TUHAN menetapkan suatu tuntutan yang sangat tinggi yaitu kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela (Kol. 1:22). Hal ini kedengarannya mustahil, tetapi TUHAN tidak mungkin memerintahkan kita melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan.
Mati terhadap dosa juga berarti mati terhadap diri kita sendiri. Segenap hidup kita harus dipersembahkan bagi pelayanan pekerjaan TUHAN. Semua orang percaya harus menjadi hamba-hamba TUHAN sepenuh waktu. Sebab sebagai orang percaya kita tidak lagi hidup bagi diri kita sendiri, tetapi bagi DIA yang telah mati dan memberikan nyawanya untuk keselamatan semua. Dengan menjadi anak tebusan TUHAN berarti kita menyerahkan seluruh kehidupan untuk dimiliki TUHAN sepenuhnya.
Mari kita menyadari bahwa hidup kita di dunia ini hanya untuk persiapan menerima Kerajaan TUHAN Yesus Kristus yang akan datang. Karena itu marilah kita melatih dan memperbaiki diri supaya menjadi sempurna seperti yang TUHAN inginkan, dengan bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan tetap berpegang pada pengharapan Injil.
0 komentar:
Posting Komentar