Renungan Harian Virtue Notes, 28 Nopember 2011
Umat Pilihan Allah
Bacaan: Ayub 1:6-12
1:6 Pada suatu hari datanglah anak-anak
1:7 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.
1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub
1:9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa
1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar
1:11 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya,
1:12 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya
Dari tokoh-tokoh Perjanjian Lama, Ayub cukup istimewa, sebab sekalipun ia bukan orang Israel, namun Tuhan sangat mengasihinya. Kisah Ayub dalam Alkitab sangat tua, bahkan menurut para ahli, Ayub sudah hidup sebelum zaman Abraham. Sebetulnya bisa dikatakan semua tokoh sebelum adanya bangsa Israel bukan orang Israel. Ini termasuk Set, Henokh dan Nuh—orang-orang saleh yang diperhatikan Tuhan—yang merupakan nenek moyang orang Israel; tetapi Ayub bukan termasuk dalam garis nenek moyang orang Israel.
Dari kisah kehidupan Ayub yang bukan dalam garis nenek moyang orang Israel, dapat kita temukan bahwa Tuhan mengasihi semua manusia, individu per individu, secara adil. Artinya Ia mengasihi manusia secara pribadi, bukan secara komunitas suatu bangsa atau kelompok. Allah kita bukanlah Allah yang diskriminatif.
Allah itu adil; tidak mungkin Ia mengasihi orang Yahudi secara individu lebih daripada bangsa lain, misalnya orang Cina, India atau Afrika. Namun bukankah orang Israel adalah umat pilihan Allah? Kita harus memahami apa yang dimaksud dengan umat pilihan Allah dengan benar.
Pernyataan Alkitab bahwa bangsa Israel adalah umat pilihan berarti secara komunitas mereka terpilih sebagai bangsa yang dilibatkan dalam rencana penyelamatan umat manusia di seluruh dunia. Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi (Yoh. 4:22). Dari bangsa Yahudi, semua manusia di dunia mengenal Allah yang benar, yang menciptakan langit dan bumi. Dalam hal ini bangsa Yahudi terpilih untuk menerima warisan pengenalan akan Allah. Catatan kehidupan bangsa ini dalam bersentuhan dengan Allah menjadi dasar pengetahuan tentang-Nya.
Bangsa Yahudi juga disebut sebagai umat pilihan, sebab dari bangsa itu lahir Mesias, Juruselamat dunia. Ini penting sekali untuk diperhatikan. Memang Anak Allah datang ke dunia melalui bangsa Yahudi dan memberitakan Injil pertama-tama kepada mereka, tetapi keselamatan bukan monopoli milik orang Yahudi. Keselamatan adalah milik semua manusia di muka bumi ini. Ironisnya sebagian besar bangsa itu justru telah menolak Mesias yang sebenarnya mereka sedang nantikan. Itulah sebabnya Alkitab menyatakan bahwa mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena orang percaya, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang (Rm. 11:28). Jadi jangan anggap suatu bangsa lebih daripada yang lain; Tuhan mengasihi semua orang sama dan sejajar secara individu.
Allah adil dan mengasihi semua orang sama dan sejajar secara individu, tanpa memandang suku dan bangsa.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar