Renungan Harian Virtue Notes, 19 Nopember 2011
Harta Terpendam
Bacaan: Matius 13: 44-46
13:44. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Telah tersedia harta kekayaan yang tidak terbatas dalam pengiringan kita kepada Tuhan. Kita harus bekerja terus sampai kita menemukan kekayaan yang terpendam itu. Dalam teks ini, kita dapat melihat bahwa harta itu terkubur di dalam tanah, lalu ditemukan. Tersirat bahwa si peladang sedang bekerja di ladangnya, tanpa menduga bahwa di ladang yang digarapnya tersebut terdapat harta kekayaan yang tak ternilai.
Ini menunjukkan bahwa seseorang tidak akan mengenali kekayaan dalam Injil sebelum berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memburu Tuhan. Setelah ia menemukan kekayaan dalam Kristus, barulah ia bersedia barter, yaitu melepaskan segala sesuatu dan menganggapnya sampah, seperti Paulus (Flp. 3:7–14). Setelah Paulus menyadari betapa hebat kekayaan dalam Kristus Yesus, barulah ia mau melepaskan semua yang baginya dulu merupakan keuntungan atau nilai lebih—ketaatannya kepada hukum Taurat, asal-usul Yahudinya, anggota Farisi, penganut agama Yahudi yang fanatik. Kini semua itu dianggapnya tidak ada harganya; yang diinginkannya hanyalah berusaha untuk mengenali Dia, serta menujukan dirinya untuk mengaishi-Nya dengan segenap hidup.
Rasul Paulus mengatakan bahwa ia mengejar kesempurnaan (Flp. 3:12). Ia tidak merasa puas dengan taraf kehidupan rohani yang sudah dicapainya. Tuhan menghendaki kita memiliki target rohani yang jelas, jadi tentu Ia sedih melihat orang-orang yang tidak berusaha mencapai tingkat kerohanian yang lebih tinggi. Bagaimana perasaan orang tua yang mengharapkan anaknya bisa meningkatkan kualitas diri guna persiapan hidup hari esok, tetapi anaknya menolak dan sibuk dengan segala hal yang tidak berkaitan dengan persiapan menyongsong hari esok?
Waktu yang tersedia sangat singkat, tetapi kalau kita gunakan dengan serius, maka kita akan dapat memperoleh pemahaman-pemahaman baru yang mencengangkan, dan kita akan memahami betapa hebat kekayaan Kerajaan Surga. Keselamatan abadi yang disediakan oleh Tuhan Yesus sampai Ia menyerahkan nyawa-Nya bukan untuk hal-hal fana di dunia yang bisa hilang. Seperti peladang yang melepaskan segala yang dimilikinya untuk bisa memperoleh harta terpendam, marilah kita lepaskan keterikatan dengan dunia agar kita bisa memperoleh kekayaan Kerajaan Surga.
Jika kita memburu Tuhan dengan sungguh-sungguh, kita akan sadar bahwa untuk memperoleh kekayaan dalam Kristus kita layak melepaskan segalanya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar