Renungan Harian Virtue Notes, 20 Nopember 2011
Dimatangkan Melalui Pengalaman
Bacaan: Yeremia 18: 1-6
18:1. Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
18:2 "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."
18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.
18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
18:6 "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Jangan berkata mengasihi Tuhan, kalau masih puas dengan level rohani kita sekarang. Orang-orang yang merasa sudah puas dalam level rohaninya adalah orang yang tidak mengasihi Tuhan. Mereka mengasihi diri sendirinya, bahkan mengasihi dunia.
Tuhan ingin menggarap manusia seperti seorang tukang periuk membentuk tanah liat dengan tangannya. Tetapi orang-orang yang digarapnya adalah umat-Nya, mereka yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang tidak mengasihi Tuhan tidak akan digarap-Nya.
Sebenarnya semua orang menghadapi masalah, baik itu masalah ekonomi, pekerjaan, keluarga, kesehatan dan lain sebagainya. Bagi orang yang mengasihi Tuhan, peristiwa kecil dan sederhana pun bisa mendatangkan berkat rohani atau perubahan. Tetapi bagi orang yang tidak mengasihi Tuhan, tidak ada peristiwa yang membuat kerohaniannya berubah secara signifikan, bahkan peristiwa besar sekalipun. Yang ada di otaknya hanyalah bagaimana mencari jalan keluar dari masalah hidup yang bertalian dengan pemenuhan kebutuhan jasmani dan ambisi pribadi ketimbang mengoreksi diri dan menggumuli bagian mana dalam hidupnya yang digarap Tuhan.
Kita melihat masukannya sama, tetapi keluarannya tidak sama. Masukannya adalah pengalaman hidup yang dialami. Keluaran yang diinginkan Allah adalah manusia batiniah yang disempurnakan. Tetapi ada yang tidak mengalaminya. Ketika seseorang menghadapi suatu masalah, sesungguhnya ada kebenaran yang Tuhan ajarkan untuk dipahami lebih mendalam dan akan menggoreskan kebenaran itu dalam kehidupan agar mewarnai jiwanya. Tanpa kesungguhan untuk memburu kebenaran akibat kepuasan atas level rohaninya, kebenaran itu tak bisa ditemukannya dari pengalaman hidup yang dilaluinya.
Oleh sebab itu apabila kita ingin mengasihi Tuhan, langkah yang harus kita ambil adalah berusaha memahami kebenaran Tuhan dengan hati yang haus dan lapar akan kebenaran. Tanpa mengerti kebenaran yang murni yang bersifat batiniah, kita tidak akan mengalami pertumbuhan yang berarti. Ini tergantung kepada keputusan pribadi kita sendiri. Kebenaran yang diperoleh melalui belajar Firman Tuhan akan dimatangkan melalui pengalaman hidup. Itu akan mewarnai jiwa kita secara permanen. Kita pun sadar bahwa kita telah memperoleh harta yang sesungguhnya.
Tuhan menggarap orang yang dikasihi-Nya agar mencapai kesempurnaan batiniah.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar