Renungan Harian Virtue Notes, 24 Nopember 2011
Tanpa Batas
Bacaan: Matius 6: 33
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah
Jika seorang pria mencintai seorang wanita, ia akan menyediakan ruangan tanpa batas bagi wanita itu dalam hidupnya. Demikian pula orang yang memang mengasihi Tuhan pasti menyediakan ruang hidupnya tanpa batas untuk-Nya. Itulah sebabnya Tuhan menghendaki kita meninggalkan segala sesuatu untuk mengiring Tuhan Yesus (Luk. 14:33).
Pengalaman dengan Tuhan, yaitu proses Tuhan menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya, adalah pengalaman mahal yang harus dibayar dengan segenap hidup ini tanpa syarat. Perburuan mengenal Tuhan dan mengalami apa yang dipahami melalui Firman-Nya harus merupakan usaha ekstrem. Inilah yang sebenarnya dimaksud Tuhan Yesus dengan mendahulukan Kerajaan Allah.
Mendahulukan Kerajaan Allah bukan berbicara mengenai urutan prioritas, seperti: nomor satu, Kerajaan Allah; nomor dua, keluarga; nomor tiga, pekerjaan. Itu tidak benar. Orang Kristen tidak pernah mengenal urut-urutan seperti itu, sebab kalau kita menyediakan ruangan tanpa batas bagi Tuhan, dan memberikan segenap hidup kita tanpa syarat, segala sesuatu yang kita lakukan hanyalah untuk dan di dalam Tuhan.
Mendahulukan Kerajaan Allah berarti dalam kehidupan ini memilih untuk menjadi warga Kerajaan Sorga yang baik. Seorang warga kerajaan yang baik pasti mencintai Rajanya dan setia kepada Kerajaan-Nya. Maka kalau kita mendahulukan Kerajaan Allah, berarti kita mencintai Allah dengan segenap hati, tanpa batas dan setia kepada Kerajaan-Nya secara mutlak.
Ruangan tanpa batas untuk mewujudkan cintanya tersebut diisi dengan memburu kebenaran. Mengenal kebenaran ini merupakan faktor yang sangat penting. Kebenaran inilah yang membuat kita memahami siapakah Tuhan, siapakah kita, bagaimana menyelenggarakan hidup ini, ada apa dibalik kematian, apa surga itu, apa neraka itu, apa kurban Kristus di kayu salib, bagaimana kita harus memperlakukan sesama dan lain sebagainya.
Seiring dengan pemahaman akan kebenaran dan pengalaman hidup konkret, kasih kita kepada Tuhan akan bertumbuh terus sampai tidak bisa tidak mencintai-Nya. Jadi cinta kepada Tuhan bukanlah berdasarkan fanatisme agama yang buta tanpa pengertian, melainkan berdasarkan pengertian penuh.
Mencintai Tuhan membutuhkan ruangan tanpa batas dalam hidup untuk diisi dengan memburu kebenaran.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar