Renungan Harian Virtue Notes, 2 Nopember 2011
Pergumulan Rohani Sejak Semula
Bacaan: Efesus 6: 12
6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Adam pertama diperintahkan untuk mengelola karya penciptaan alam semesta yang harus diteruskan. Demikian pula orang percaya dipanggil untuk meneruskan karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus.
Adalah sangat keliru kalau berpikir bahwa keselamatan dalam Yesus Kristus membawa orang Kristen kepada Firdaus di bumi ini, yaitu suatu kehidupan yang diberkati Tuhan, dilindungi dan dipenuhi dengan berkat yang melimpah sehingga hidup kurang atau sedikit persoalan. Justru setelah menjadi anak Tuhan, maka perjuangan akan dimulai, dan perjuangan itu jauh lebih berat dibandingkan sebelum menerima Tuhan Yesus sebagai pemilik. Sebab tatkala kita mengaku Yesus sebagai Tuhan, yaitu pemilik kehidupan ini, maka kita menempatkan diri di pihak yang memusuhi Lucifer, malaikat yang jatuh. Di pihak Yesus, kita harus memberi diri diubah seperti-Nya dan melayani-Nya dengan memberitakan Injil untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang masuk ke dalam persekutuan yang benar dengan Allah yang benar.
Dalam hal ini Kekristenan tak boleh diajarkan sebagai jalan yang mudah. Kekristenan tak boleh dipandang sebagai sarana untuk memperoleh kesenangan hidup di dunia ini atau kemudahan hidup dalam menghadapai segala masalah. Sebagai laskar yang berpihak pada Kristus, Kekristenan adalah lorong sekolah kehidupan dan perjuangan untuk menggenapi rencana Bapa yang tertunda kegagalan Adam.
Melihat pergumulan Adam, baik tugas, tanggung jawab dan hak-haknya, kita dapat melihat pergumulan hidup orang percaya. Kalau Adam diberi tanggung jawab untuk menaklukkan bumi—tentu dengan segala rintangannya termasuk Lucifer yang dibuang di bumi—sehingga dapat menjadi raja atau penguasa di bumi ini, sebagai anak-anak Allah kita diberi tanggung jawab untuk bertumbuh ke dalam kesempurnaan dan pengabdian sepenuhnya bagi Allah Bapa untuk dapat memerintah bersama dengan Tuhan Yesus di langit dan bumi yang baru nanti.
Demikian dalam makna konkret yang harus kita kenakan dalam kehidupan kita hari ini. Jadi janganlah kita pahami kisah Adam dan Hawa di taman Eden sekadar cerita historis, yang cukup hanya untuk konsumsi pengetahuan saja, dan cukup untuk diceritakan hanya sebagai konsumsi anak-anak Sekolah Minggu. Memandang kisah Adam dan Hawa sebagai dongeng pengantar tidur mengakibatkannya tidak memiliki makna implementatif yang kontekstual dengan keadaan hidup kita hari ini. Kisah Adam dan Hawa sejatinya merupakan pergumulan rohani, yang sudah dikobarkan Bapa sejak semula Ia menciptakan mereka.
Dengan mengaku Yesus sebagai Tuhan, kita menempatkan diri sebagai musuh Lucifer dan memasuki pergumulan rohani.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar