RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Timbul Seperti Emas

Renungan Harian Virtue Notes, 6 Nopember 2011

Timbul Seperti Emas



Bacaan: Ayub 23: 10


23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.



Dalam kehidupan Ayub, dapat kita saksikan dengan jelas, bagaimana Tuhan membiarkan Ayub menerima perlakuan Iblis secara kejam. Ia tega mengangkat perlindungan-Nya atas kekayaan dan anak-anak-Nya. Inilah faktanya, kalau kita adalah anak-anak Tuhan yang dikasihi-Nya sebagai anak yang sah, maka kita akan mendapat perlakuan istimewa, yaitu disesah-Nya (Ibr. 12:5–17). Dalam hal ini yang disebut berkat tidak selalu sesuatu yang menyukakan hati menurut selera manusia, tetapi apa yang mendatangkan kebaikan bagi kita menurut pertimbangan Tuhan.


Semua “prahara” dilakukan oleh Tuhan atas Ayub demi kemurnian kehidupan rohani Ayub. Ini sungguh benar, sebab setelah Ayub didera dengan pencobaan yang begitu dahsyat, akhirnya ia menyaksikan, bahwa ketika ia sudah mengalami kehilangan dan penderitaan yang begitu berat, maka hasilnya adalah ia menjadi lebih dewasa dan benar.


Inilah yang dikatakan Ayub sendiri bahwa ia akan timbul seperti emas. Rupanya selama ini Ayub belum kelas “emas”, atau mungkin saja sudah emas, hanya kadarnya rendah. Dengan demikian pencobaan hebat yang dialami Ayub adalah usaha Tuhan untuk meningkatkan kadar atau kualitas Ayub. Selain itu Ayub juga menyaksikan bahwa melalui segala pergumulan tersebut ia mengalami Tuhan secara pribadi. Dalam kesaksiannya ia berkata, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayb. 42:5).


Apa yang terjadi dalam hidup Ayub adalah respons Tuhan terhadap kesungguhan Ayub mencari Tuhan. Memang Ayub sejak mulanya sudah berusaha untuk mencari Tuhan atau bersungguh-sungguh dalam berurusan dengan Tuhan. Ia adalah orang yang saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayb. 1:1). Tetapi dimata Tuhan, Ia belum murni. Ketidakmurniannya tampak dalam apa yang ditulis di Ayb. 1:5.


Tindakan Ayub ini sangat religius, dan bisa dipandang sempurna benar di mata manusia. Tetapi Allah memandang Ayub harus keluar dari hidup keagamaannya dan berdiri dipihak Tuhan yang hanya memikirkan perkara-perkara surgawi. Inilah kemurnian itu. Kalau sebelumnya Ayub masih ingin memperoleh keuntungan dari Tuhan yaitu untuk menguduskan anak-anaknya, setelah proses yang sangat menyakitkan dan menyengsarakan, barulah Ayub menjadi murni. Jadi kalau Tuhan ingin memproses kita melalui berbagai penderitaan, itu untuk kebaikan kita, yaitu pemurnian diri kita.



Apa yang mendatangkan kebaikan bagi kita menurut pertimbangan Tuhan mungkin menyakitkan bagi kita.


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger