Renungan Harian Virtue Notes, 27 Nopember 2011
Menghargai Diri Dengan Benar
Bacaan: 1 Petrus 3:3-4
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah
Berbeda dengan anak-anak dunia, Allah menghendaki orang percaya untuk mengasihi sesama dengan benar, yaitu mengupayakan keselamatan abadi. Itulah kebutuhan paling utama dalam kehidupan ini. Tanpa mengupayakan keselamatan abadi bagi sesama, kita tidak bisa mengatakan diri kita memenuhi standar mengasihi sesama dengan benar. Pelayanan pekerjaan Tuhan yang tidak terfokus kepada keselamatan abadi sesama adalah kejahatan, sebab itu adalah penyesatan.
Masalahnya, bagaimana seseorang bisa mengupayakan keselamatan sesamanya kalau dirinya sendiri belum selamat? Mengupayakan keselamatan dirinya sendiri adalah syarat mutlak, dan inilah yang dilakukan oleh orang yang mengasihi dirinya sendiri. Tanpa mengupayakan keselamatannya sendiri, juga bohong kalau ia berkata mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya, jiwanya, akal budinya, dan kekuatannya.
Seseorang tidak mengasihi dirinya sendiri, sebab ia tidak menghormati dirinya sendiri, atau tidak menghargai dirinya sendiri. Mungkin kita heran mengenai hal ini, sebab kita merasa sudah menghargai diri kita. Buktinya, kita memberikan yang terbaik menurut kita bagi diri kita sendiri. Kita mengenakan pakaian dan perhiasan terbaik yang bisa kita beli, menjaga kesehatan, mengejar keberhasilan dalam pekerjaan, pendidikan dan kedudukan lainnya. Kita juga ingin orang lain menghormati kita; masakan kita tidak menghargai diri kita sendiri?
Harga diri kita tidak dinilai dari perhiasan lahiriah; bukan pula dari kedudukan, gelar, pangkat, serta kekayaan lahiriah. Tetapi harga diri kita dinilai dari perhiasan batiniah kita, yaitu pada manusia batiniah kita sebagai anak-anak Allah. Melakukan kehendak-Nya adalah kehormatan. Kalau kita menyadari betapa hebat keberadaan ini, kita akan menghargai diri sendiri secara benar. Sesungguhnya kita ini sangat berharga di mata Allah, sehingga Ia rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk keselamatan kita.
Ingat bahwa Allah tidak bisa ditipu. Kita bisa berkata bahwa kita sudah selamat, tetapi kalau kita tidak sungguh-sungguh menyambut keselamatan dari Allah melalui Kristus, kita tidak selamat. Kita bisa mengaku Yesus adalah Tuhan, tetapi kalau sebetulnya kita memosisikan diri kita sebagai tuhan dan menjadikan Yesus sebagai alat untuk memuaskan keinginan kita, berarti Yesus bukan Tuhan kita. Kalau kita mengatakan mengasihi diri kita tetapi tidak menghargai diri dengan benar, berarti kita tidak mengasihi diri kita sendiri. Kalau kita tidak mengasihi diri kita sendiri, kita tidak bisa mengasihi Tuhan dan sesama.
Sebagai ciptaan Tuhan yang agung, kita harus menghargai diri dengan benar.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar